Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Kenapa Harus PSSI Baru?

Diperbarui: 8 Desember 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya publik sepakbola nasional memang harus bersiap untuk menelan pil pahit sebagaimana yang diminta Presiden RI, Joko Widodo terkait status sanksi FIFA kepada Indonesia paska pembekuan PSSI oleh Menpora RI. Walau FIFA sudah melakukan mediasi dan mengumumkan dibentuknya Komite Ad-Hoc yang berisi wakil-wakil bukan saja dari pemerintah tetapi juga PSSI, Pemain hingga Perwakilan Independen tetapi sepertinya jalan tetap berliku.

Kok bisa ? Apalagu kalau bukan ‘keukeuhnya’ Menpora dengan tim kecil berdasarkan pembicaraan dengan perwakilan FIFA dan Presiden (mana rekaman mana rekamannya?). Sebagaimana yang dirilis tempo.co yang merilis pemerintah dalam hal ini Kemenpora RI yang tidak akan menjalankan instruksi FIFA terkait komite ad-hoc tersebut.

"Kami sedang pelajari. Yang penting FIFA reformasi (diri) sendiri dulu," kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, saat hadir dalam final Liga Santri Nusantara 2015 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad, 6 Desember 2015.

"Formulasi tentang reformasi sepak bola nasional sedang kami negoisasikan dengan FIFA. FIFA juga sekarang sedang intropeksi besar-besaran," ujarnya.

"Supaya tidak ada lagi pengaturan skor, gaji tidak dibayar, dan diskriminasi bagi klub yang memang seharusnya tampil di liga seperti halnya Persebaya Surabaya. Saya tahu sejarahnya Persebaya. Ini buah karya dari diskriminasi," kata Imam Nahrawi yang mendesak FIFA untuk memberikan kesempatan Pemerintah melakukan reformasi sepakbola nasional.

Akh kalah penulis bukan ahli politik cuman penikmat sepakbola Indonesia khususnya Timnas Indonesia dan keukeuhnya Menpora RI bagi penulis yach karena memang Menpora RI lewat twitter sudah terlanjur mengkampanyekan #PSSIBaru paska kepastian kedatangan delegasi FIFA ke Indonesia.  jadi secara tidak langsung PSSI Baru adalah harga mati kalau tidak mau yah mending disanksi toh masih ada turnamen-turnamen yang akan digelar (coba dong  gelar turnamen jangan melibatkan klub-klub ISL, berani ndak sponsor seperti Mahaka jor-joran jika yang main klub Divisi 1 dan Divisi Utama).

Bicara tentang PSSI Baru memang pernah disuarakan tim transisi tentang KLB (Kongres Luar Biasa) yang bertujuan mengganti kepengurusan baru PSSI alias Federasi Baru. Sedangkan Kemenpora RI sendiri merespon positif kedatangan delegasi FIFA/AFC kala itu dengan merilis twitter resmi dari Kemenpora RI. 

Lewat alamat @KEMENPORA_RI, admin akun tersebut menyambut kedatangan tiga delegasi FIFA/AFC, yaitu Kohzo Tashima (Anggota Exco FIFA), Tengku Abdullah (Anggota Exco FIFA), dan Mariano Araneta (Anggota Exco AFC). Uniknya dalam kicauan itu, @KEMENPORA_RI menyertakan tagar atau tanda pagar: #PSSIBaru, untuk menyertai kalimat: "Delegasi gabungan FIFA/AFC semuanya tokoh sepakbola Asia dan bertemu pemangku kepentingan sepak bola kita."?

Lalu apa yang bisa diharapkan kalau begini ? yach kembali ke stakeholder sepakbola negeri inilah. Pemerintah sudah jelas sikapnya tidak ingin melibatkan PSSI sedangkan PSSI masih diakui FIFA. Rumit ? yach bagi yang bikin rumit. Kalau saya sich masih berpikir positif bahwa ada jalan keluar dari konflik sepakbola negeri ini. Salah satunya DOA dari pecinta Timnas Indonesia ,memang bakal beradu tuch doa antara Pro dan Kontra PSSI/ Menpora RI tetapi siapa tahu dengan doa akan membuat pihak yang berkonflik menjadi lebih bijak, semoga saja.

Salam sepakbola nasional,

Wefi

*) Keterangan Gambar: twitter #PSSIBaru dari admin Kemenpora / sumber : harian top skor




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline