Ketika Firman Utina Bicara tentang Benny Dollo Benny Dollo telah bersama Firman Utina selama belasan tahun sejak bersama-sama pertama kali di Persma Manado. Kemudia hijrah ke Persita Tangerang hingga Arema Malang dan Persija Jakarta. Di Timnas Indonesia pun keduanya pernah bersama kala Om Benny panggilan Benny Dollo ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia, namun apa daya besok (18/10) distadion Gelora Bung Karno (GBK) keduanya akan saling berhadapan demi kemenangan dan tropi Piala Presiden 2015.
Ada yang bilang final Piala Presiden 2015 adalah laga para mantan (maklum beberapa pemain pernah memperkuat kedua klub) tetapi penulis lebih senang menyebut sebagai LAGA GURU LAWAN MURID untuk menggambarkan pertemuan antara Firman Utina (Gelandang Persib Bandung) dan Benny Dollo (Pelatih Sriwijaya FC). Lalu siapa yang akan menjadi pemenang ? kita tunggu saja hingga laga final usai dan ada baiknya sejenak kita mendengar ungkapan seorang Firman Utina tentang sosok Benny Dollo yang penulis rujuk dari harian topskor.
“Awalnya saat saya ke Sriwijaya FC, waktu itu Om Benny ingin istirahat. Akhirnya Persija yang saat itu mau degradasi, memanggil Om Benny. Meski saya dengan beliau beda tim, enggak jadi maslah,” ungkap Firman Utina tentang laga final Piala Presiden 2015.
“Di mata saya, dia sosok pelatih cerdas, pandai memacu semangat pemain, banyak wejangan yang diberikan. Menurut saya bagus dan selalu saya pegang dan jalani. Apa yang beliau katakan itu benar semua,” terang Firman soal penilaiannya kepada BenDol ,panggilan Benny Dollo.
“Banyak certa menarik mengenai Om Benny. Seperti waktu di Arema yang saat itu hanya disodori pemain seadanya, tapi beliau bisa membawa jadi juara. Katanya, jika tim itu bisa disatukan, maka akan berbuah prestasi yang baik,” ujarnya ketika ditanya hal menarik tentang Benny Dollo.
“Saat usia 17 tahun waktu era Persma dan Persma Junior, saya menjadi pemain magang lalu saya disuruh main di level sepak bola tertinggi di Indonesia. Banyak cerita yang baik tentang Om Benny, beliau juga selalu fair dalam sepak bola,” kenang Firman tentang awal karirnya di sepakbola.
“Dulu kalau mau latihan berangkat naik sepeda karena enggak punya ongkos. Gaji pertama Rp 350 ribu sebulan. Dulu juga pernah main di tingkat bawah mulai dari Popsi, Popda, Popnas itu saya ikuti semua. Saya pernah ditolak saat seleksi PON karena masalah postur. Lalu, saya dipanggil sama Om Benny disuruh latihan dari Persma Junior lalu ke senior dan beliau yang membuka jalan untuk mengikuti seleksi di Persita Tangerang,” lanjutnya tentang perjalanan karinya bersama Benny Dollo.
Sebuah laga special tentunya bagi kedua sosok penting dikedua klub yang akan berlaga dipartai puncak Piala Presiden 2015, keduanya sudah terjalin respek sehingga apapun yang terjadi dibabak final tidak akan mengurangi segala catatan yang sudah dicatat keduanya dalam dunia sepakbola nasional.
Good Luck Firman Utina dan Benny Dollo !
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H