Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Naturalisasi Timnas Timor Leste Menuai Kritikan Pedas

Diperbarui: 6 Oktober 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naturalisasi merupakan satu cara singkat untuk meningkatkan kualitas permainan sebuah Timnas dan hal itu sudah bukan menjadi masalah yang tabu. Negara sekelas Italia dan Spanyol yang notabene juara Piala Dunia pun melakukan hal tersebut apalagi dengan Timnas Indonesia yang memulai naturalisasi sejak era Nurdin Halid. Kini cara yang sama dilakukan oleh ‘saudara muda’ Indonesia, Timor Leste.

Asosiasi Sepakbola Timor Leste (FFTL) sudah melakukan naturalisasi pemain terutama dari Brazildemi meningkatkan kualitas Timnas Timor Leste diajang internasional. Bergabung dengan FIFA sejak 2005, kini Timor Leste berhasil lolos ke babak fase grup Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia Zona Asia (Indonesia harus absen karena mendapat sanksi dari FIFA).

Permasalahannya langkah FFTL ini mengindang kecaman dari berbagai kalangan karena pemain yang dinaturalisasi bukanlah pemain yang memang keturunan atau memiliki darah Timor Leste. Tetapi memang FIFA sendiri memang memberi aturan main kepada setiap Asosiasi yang ingin menaturalisasi pemain salah satu syaratnya adalah bermain lima tahun dikompetisi negara yang bersangkutan dan belum pernah memperkuat Timnas negaranya.

Berkat ‘serbuan’ pemain Naturalisasi asal Brazil, Timor Leste mampu merasakan manisnya buah yang mereka tanam. Selain lolos ke babak kedua PPD 2018 Rusia, peringkat Timor Leste pun melesat diranking FIFA hingga bulan September ini dan mampu melewati raihan posisi dan poin Indonesia yang memang tidak bisa tampil diajang bergengsi tersebut. Posisi ke-146 FIFA adalah ranking tertinggi yang pernah dicapai Timor Leste.

“Para pemain dari Brasil, mereka hanya datang sehari lalu mendapatkan paspor Timor Leste dan lantas bermain untuk tim nasiotnal,” ungkap Jose Luis de Oliveira, pimpinan aktivis sepak bola bernama Amantes Bola seperti dilansir NY Times.

“Kami lebih senang kalah [di pentas internasional] dengan talenta-talenta lokal kami ketimbang meraih banyak kemenangan dengan pemain asing. Bahkan lebih buruk jika kami tetap kalah saat diperkuat penggawa asing.” imbuh salah seorang suporter, Alex Tilman.

Patrick Fabiano, salah seorang pemain yang dinaturalisasi akhirnya buka suara.  Berdasarkan keterangannya, ia dan rekan-rekannya mendapat undangan secara langsung melalui koneksi dari pelatih kepala, ofisial tim, maupun saat ditemukan ketika mereka berlaga di kompetisi profesional lintas Asia.

“Ada cerita yang berbeda [dari setiap pemain. Tentang saya, ketika itu saya mendapat undangan dari mereka dan mengatakan: ‘Kami akan memberikan [Anda] paspor, Anda bermain untuk kami. Kami mengapresiasi kemampuan Anda dan kami membutuhkan striker seperti Anda,” ungkap striker 28 tahun, yang kini bermain untuk klub Kuwait, Kazma. (sumber rujukan komentar : topskor.co.id)

Per September 2015 sejak kalah telak 0-7 dari Arab Saudi, FFTL langsung menunjuk Luciano Foschi (Italia) sebagai pelatih kepala Anngisu Barbosa dkk. Namun didalam skuat Timor Leste yang dipersiapkan untuk dua laga lanjutan PPD 2018 Rusia kontra Palestina (8/10) dan Malaysia (13/10), nama-nama pemain naturalisasi pun menghiasi skuat berjuluk ‘O Sol Nascente’ atau The Raising Sun.

Tercatat Marco (SC Freamunde/ Portugal), Marcel Franke (SpVgg Greuther Furth/ Jerman), Diogo Rangel (Bragantino/ Brazil), Juninho (Avai/ Brazil), Rodrigo Silva (Emirates Club/ UEA), Patrick Fabiano (Kazma/ Kuwait) hingga Heberthy yang merupakan top skor di liga Primer Thailand musim 2014.

Berikut catatan singkat 7 pemain naturalisasi Timor Leste yang memiliki kualitas cukup bagus (rujukan : footballchannelasia):

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline