“Ekonomis, Flexible hingga mempermudah ketika sudah sampai di kampung”, bisa jadi beberapa alasan yang mengemuka manakala kita menanyakan kenapa mudik dengan menggunakan kendaraan roda dua alias motor. Walau bahaya kerap mengancam jiwa dan raga namun tidak menyurutkan semangat pribadi maupun keluarga yang ingin mudik dengan menggunakan kendaraan roda dua termasuk juga penulis yang berarti ini yang kedelapan kali mudik dengan motor.
Hanya memang yang sangat berbahaya adalah manakala kita mudik dengan motor membawa anak-anak yang tidak diimbangi dengan perilaku safety yang maksimal. Sebagai saat penulis mendapat kabar via WA dari rekan kerja tentang kejadian yang menimpa sepupunya kala hendak pulkam ke Tegal (4 Juli) kemarin ..
“Sekedar mengingatkan kepada rekan rekan yang mau mudik diharapkan tidak membawa motor jika lokasinya agak jauh. Sejak siang tadi family saya terkena musibah kecelakaan motor saat hendak mengantar istrinya ke kampung halaman dengan scooter matic scoopy tanpa dirasa saat itu motor meledak tanpa sebab ban belakangnya dan motorpun oleng kemudian putranya terhempas bersama ibunya. Sesaat kemudian sianak tersebut meregang nyawa di daerah cikampek
Mohon kisah ini agar menjadi ibroh kepada rekan rekan agar lebih banyak berdo'a serta berhati hati bila bepergian mudik agar tidak datang penyesalan
Mohon Do'a untuk saudara muhammad athar al hasan bin wawan hermawan sepupu saya Terima kasih semoga allah memberikan kesabaran bagi saudara saya aaammmiiin. (Karwenda saudara sepupu wawan)”
Hari inipun saat penulis hendak berangkat kerja sembari menunggu bis jemputan datang dikawasan Gobel, Cibitung, Bekasi masih menemukan para pemudik yang membawa anak-anak tanpa mengindahkan faktor keselamatan si anak (gambar diatas), seperti :
- anak dilatakkan didepan tanpa safety pendukung seperti helm, penutup muka ataupun kaca mata
- anak yang mulai ngantuk sedang motor jalan terus
- membawa dua anak (padahal maksimal kan untuk tiga orang saja).