Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Never Ending Story of Macet on Cibitung: Pengendara Motor Memang Susah Tertib, Pak Polisi !

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(kondisi perempatan Cibitung / dokumen pribadi)

Never ending story of macet on Cibitung …

Itulah mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi lalu lintas yang ada di perempatan jelang masuk atau keluar pintu tol Cibitung 1. Tidak mengenal jam kerja atau jam pulang utama diluar hari libur , pemandangan macet menjadi konsumsi harian bagian yang terbiasa melewati atau memang menggunakan jalur tersebut.

Rekayasa lalu lintas memang sudah dilakukan oleh Kepolisian Cikarang Barat, dengan mengurai jalur kendaraan roda dua yang dari arah Kali Malang tidak bisa menyeberangi jalur utama Jakarta-Cikarang. Kendaraan roda dua diputar menuju ke depan PT. YKK Zypco dengan harapan arus kendaraan yang memang didominasi kendaraan roda dua bisa terurai.

Kondisi tersebut sempat lancara untuk beberapa waktu lamanya, tetapi kini seiring dengan kondisi hujan yang terus menerus mengguyur Cibitung di Januari hingga awal Februari. Kondisi kemacetan di jalur tersebut semakin tak terbendung, sampai saat pulang lembur jam 9 malam pun masih belum bisa normal. Seperti biasa arah keluar tol Cibitung 1 yang merupakan pertemuan dari arah Jakarta dan Cikampek bertemu dan menumpuk di pintu keluar tol Cibitung 1.

Dengan kondisi ramainya kendaraan yang keluar dari kawasan MM2100 dengan dua jalur digunakan membuat perempatan menjadi ‘crowded’ dimana tidak ada lampu merah, apalagi kalau Pak Polisinya tidak ada dijamin kita yang sudah capek kerja harus bertahan beberapa lama didalam jemputan (apalagi kondisi diluar hujan deras, dijamin sumpek dan suntuk), karena bis jemputan tidak jua beranjak dari titik hentian.

Satu yang menjadi sorotan saya adalah kendaraan roda dua alias motor (sebagai pengendara motor jika saya tidak naik jemputan), tentunya ingin cepat sampai sehingga sering mengambil jalur yang seharusnya bukan milik kita. Ketika diujung pun terjadi saling mendahului baik yang dari kawasan maupun yang dari YKK sehingga menumpuk, otomatis pergerakan bis atau kendaraan dari dalam maupun yang menuju tol pun terhambat.

Kondisi kendaraan roda dua yang kurang disiplin inilah, kadang-kadang yang membuat Pak Polisi pun tidak bisa apa-apa. Hanya bisa melihat sambil menahan kendaraan yang dari arah dalam dan menuju tol untuk tidak berjalan sambil kendaraan roda dua dan kendaraan besar macam bis lewat.

Semoga kedepan ada solusi yang mantap selain rekayasa lalu lintas yang sudah dilakukan Kepolisian Cikarang Barat. Memang sudah untuk menangani kendaraan roda dua yang jumlah ratusan dengan kondisi yang saling berebut untuk melewati perempatan, Pak Polisi.

Salah satu mungkin yang bisa dikedepankan adalah adanya Lampu Merah dipersimpangan tersebut sehingga memudahkan untuk pengaturannya, dan kalau ada yang melanggar tinggal disikat saja Pak Polisi. Jadi inget waktu masih ada Pak Made (Polisi yang biasa bertugas di persimpangan tersebut), dengan tegas beliau menindak pengendara motor yang melanggar atau semaunya dia. Ada yang suruh push up, ada yang disuruh nyanyi lagu wajib, pokoknya yang bersifat membuat jera para pengendara motor yang suka seradak seruduk.

Istilah kalau rekan saya bicara, para pengendara motor berani seperti itu karena memang ‘berjamaah untuk saling mendahului’ , sehingga mereka otomatis berani dan terkadang membuat Pak Polisi pun kepayahan karena jumlahnya yang banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline