Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Indra Sjafrie Soroti Problem Klasik Timnas U-19, Pelatih Myanmar Puas dengan Aksi 'Come Back' Pemainnya ..

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ada empat negara yang menjadi fokus penulis terkait persiapan jelang Piala Asia U-19 di Myanmar mendatang. Pertama jelas Timnas U-19 kita, lalu tuan rumah Myanmar, Vietnam serta satu lagi Thailand. Apalagi dibulan September keempat negara tadi akan bertanding dalam sebuah turnamen pemanasan bertajuk Piala AFF 2014 dengan mengundang dua negara tamu Australia dan Jepang yang sama-sama telah lolos ke Myanmar pada Oktober mendatang.

Timnas U-19 beruntung mengikuti Turnamen HBT 2014 dalam artian bisa melihat langsung kekuatan Myanmar U-19, Thailand U-19, dan Vietnam U-19. Walau tidak segrup di Putaran Final Piala Asia U-19, tetapi Timnas U-19 akan satu grup dengan Myanmar U-19 dan Thailand U-19 di grup A Piala AFF U-19 di Vietnam bulan depan. Sedangkan tuan rumah Vietnam berada di grup berat karena segrup dengan Australia U-19 dan Jepang U-19.

Laga perdana Turnamen HBT 2014 menghadirkan tiga laga dengan Timnas U-19, Myanmar U-19 dan Thailand U-19 melakoni laga perdana digrup B. Hasilnya Timnas U-19 bermain imbang 0-0 dengan Malaysia U21, sedangkan Myanmar U-19 melakukan aksi come back terbaiknya dengan menang tipis atas Thailand U-19 dengan skor 3-2 setelah sempat tertinggal 0-2 dari Thailand. Di grup B, Filipina bermain imbang dengan Laos dengan skor 2-2.

“Di setiap kompetisi, kita kehilangan pertandingan pertama kami dan ini tidak dapat terjadi karena pada Konfederasi Sepak Bola Asia Oktober U-19 Championship hanya ada tiga pertandingan di grup. Ini adalah sesuatu yang kita butuhkan untuk memperbaiki," kata Indra saat konferensi pers pasca pertandingan.

"Alhamdulillah, dalam situasi, mereka mampu bermain dengan cara yang mereka lakukan (perbaikan bermain) di babak kedua," kata Indra Sjafrie sembari menambahkan bahwa ia merasa pemainnya gagal memainkan permainan normal mereka selama 35 menit pertama sebelum mengambil kendali permainan.

Kalau coach Indra Sjafrie menyoroti kinerja pemain yang cenderung menurun, utamanya setiap kali ada break waktu dalam arti istirahat membuat permainan Evan Dimas dkk cenderung lambat panas, sebagaimana yang pernah diperlihatkan selepas umroh dan berujicoba dengan timnas Oman serta problem finishing Evan Dimas dkk yang menjadi problem klasik Timnas U-19 sejauh ini.

Hal berbeda ditunjukkan pelatih Myanmar U-19, Gerd Zeise yang senang dengan apa yang ditunjukkan oleh Myo Tun Ko dan kawan-kawan kala mampu membalikkan keunggulan Thailand dan membawa Myanmar U-19 menang dipartai perdana mereka.

"Thailand yang jelas tim yang lebih baik di babak pertama karena kami punya masalah dengan pertahanan lini tengah kami. Mereka memiliki peluang dan pantas untuk memimpin 1-0 di babak pertama, "kata Zeise dalam konferensi pasca pertandingan.

"Itu benar-benar berbeda setelah istirahat seperti yang saya dimasukkan ke dalam gelandang lain untuk mengubah sistem. Kami jelas mendominasi permainan di babak kedua dan saya sangat puas dengan hal itu. Kami memiliki beberapa masalah dengan finishing. Meskipun kami menang dengan selisih satu gol ... 3-2 benar-benar baik-baik saja, "tambahnya.

Sedangkan bagi Thailand kekalahan dipartai perdana kontra Myanmar U-19 membuat mereka harus melakukan perbaikan dan meningkatkan pengalaman beberapa pemain yang memang baru memiliki caps bersama Timnas Thailand.

"Itu adalah pertandingan yang bagus. Kami hanya menyiapkan pelatihan intensif enam hari sebelum datang ke sini. Di babak kedua kami kehilangan energi dan konsentrasi, "kata Sasom.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline