Ranking FIFA memang menjadi barometer bagi beberapa negara untuk melihat progress atau perkembangan Timnas masing-masing setiap bulannya. FIFA Internation Friendly Match setiap bulan dengan jatah maksimal dua laga, menjadi kesempatan untuk semua negara berujicoba dengan negara lain baik sebagai persiapan jelang turnamen resmi atau non resmi maupun sekedar berujicoba sebagai kesempatan menambah jam terbang pemain.
PSSI melalui BTN tepatnya Ketua BTN, H. La Nyala sudah menargetkan ranking 130 FIFA (direvisi setelah sebelumnya 120 FIFA) di akhir tahun tetapi sejauh ini progress ranking FIFA untuk Indonesia masih dikasaran 150 – 170 FIFA saja, kadang naik kadang pula turun. Seperti halnya ranking Indonesia per (18/9) kemarin dimana ranking Indonesia kembali turun dari peringkat ke-153 ke ke-156 FIFA, walaupun dua kali ujicoba meraih hasil positif seri 1-1 kontra Yaman dan menang 2-0 atas Malaysia.
Apa pasal dua hasil positif tidak berefek terhadap ranking FIFA dibulan ini ? Jawabannya simple dan wajar yakni karena dua lawan kita memang memiliki peringkat dibawah Indonesia di ranking FIFA dimana Malaysia (158) dan Yaman (184) jadi poinnya tidak terlalu besar serta harus mengikuti aturan main FIFA dalam melakukan perhitungan point sebuah negara yang memperhitungkan faktor perjalanan Timnas suatu negara selama setahun.
Sehingga efeknya poin Indonesia pun tereduksi sehingga berefek di ranking FIFA bulan September ini karena dua faktor diatas. Bila merujuk formula yang sudah disediakan FIFA diwebsite cukup simple yakni :
Poin FIFA = M (Hasil Pertandingan) x I (Bobot pertandingan) x T (peringkat lawan) x C (bobot konfederasi).
Sehingga didapat poin dalam dua laga -> total poin = 170 poin
vs Yaman (1-1) = 1 x 1 x 50 x 0.86 = 42.5
vs Malaysia (2-0) = 3 x 1 x 50 x 0.86 = 127.5
Tetapi karena ada perhitungan selama setahun berjalan maka poin Indonesia tereduksi menjadi 120 poin.
Tahun 2011 -> rata-rata =114.35 dengan bobot 20% sehingga nilai bobot = 22.87
Tahun 2012 -> rata-rata = 22.36 dengan bobot 30% sehingga nilai bobot = 6.71
Tahun 2013 -> rata-rata = 50.48 dengan bobot 50% sehingga nilai bobot = 25.24
Tahun 2014 -> rata-rata = 75.26 dengan bobot 100% sehingga nilai bobot = 75.26
Sehingga bila ditotal selama 4 tahun berjalan akan didapat poin = 130
Rangkaian ujicoba Timnas Senior :
5-Maret : vs Arab Saudi 0-1
26-Maret : vs Andorra 1-0
28-Maret : vs Kuba 0-1
21-Juni : vs Pakistan 4-0
25-Juni : vs Nepal 2-0
14-Juli : vs Qatar 2-2
19-September : vs Yaman 1-1
14-September : vs Malaysia 2-0
Sebagai persiapan jelang Piala AFF 2014 akhir tahun ini, ujicoba internasional membantu dalam hal menambah jam terbang pemain dalam memahami cara bermain yang akan diterapkan oleh Opa Riedl. Jadi istilahnya sambil menyelam minum air, menambah jam terbang demi target juara Piala AFF tetapi juga menang ujicoba internasional demi target suci dari Ketua BTN, ranking 130 FIFA yang sayangnya masih belum memperlihatkan progress bagus.
Sebenarnya rumus paling gampang untuk menaikkan peringkat Indonesia di ranking FIFA itu sederhana yakni perbanyak ujicoba dengan negara yang berperingkat diatas Indonesia dan berada di 100 besar FIFA yang tentunya dibarengi dengan hasil positif alias tidak kalah. Jadi kalau pun lawan Malaysia menang, tetapi tidak berefek kepada peningkatan ranking FIFA Indonesia karena selain lawan berada dibawah kita juga karena selama setahun ujicoba kita hanya dengan lawan-lawan berperingkat rendah, kecuali Qatar (84) di bulan lalu yang berakhir imbang 2-2.
Apalagi ujicoba berikutnya (25-Sep) kembali Timnas menghadapi lawan dengan peringkat dibawah Indonesia sehingga agak susah mengharapakn peringkat Indonesia naik drastis diranking FIFA bulan depan jika lawan masih berada dibawah Indonesia, kecuali hanya untuk menguji beberapa pemain yang layak menghuni skuad Timnas untuk Piala AFF 2014.
“Kami masih punya slot 10 dan 14 November untuk ujicoba internasional. Nanti kami matangkan lagi rencananya, tunggu saja Timnas akan menghadapi negara mana,” ungkap Sekjen PSSI , Djoko Driyono yang juga menerangkan tentang rencana Timnas Senior menghadapi Kamboja setelah dengan Lebanon gagal.
Salam Sepakbola nasional,
Wefi