Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Tentang 10 Peradaban Pengurbanan Manusia

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berkurban telah menjadi bagian dari perjalanan peradaban manusia dengan berbagai bentuk pengurbanan mulai dari bahan makanan, binatang hingga manusia. Untuk pengurbanan manusia telah dipraktekkan berbagai peradaban, dalam ritual-ritual yang diadakan pernah ditemui peradaban pengurbanan dengan manusia telah dilakukan.

Berikut 10 Peradaban Pengurbanan Manusia :
Kanaan (3500 – 1100 SM), adalah mereka yang tinggal di Lebanon, Suriah dan Yordania. Mereka melakukan pengorbanan dengan anak-anak yang persembahkan untuk Dewa Moloch.
Minoans (2700 – 1450 SM), adanya bukti pengorbanan manusia di tiga lokasi yang berbeda di Pulau Kreta.
Roma (753 – 510 SM), Ini seabad sebelum era Julius Caesar dimana Roma masih menganut sistem Dewa sehingga siapa  yang melanggar ditakdirkan untuk mati.
Galia (700 – 500 SM) dimana laki-laki dikorbankan untuk menyenangkan para Dewa.
Etruria (800 – 100 SM) yang memiliki peradaban kuno di Italia tepatnya antara Florence dan Roma.
Carthaginia (300 – 140 SM), di Carthaginia Afrika Utara orang-orang mulai muak mengorbankan anak-anak mereka sendiri sehingga mereka sering membeli anak untuk dikurbankan.
Celtic (800 – 1 SM) , terkenal dengan istilah ‘Wicker Men’ atau pembakaran manusia hidup-hidup dalam Situs Celtic di Seluruh Eropa yang menunjukkan tubuh dengan bukti yang telah dikorbankan.
Scythian (700 SM – 600 M), Nenek moyang zaman modern Iran yakni Scythian diyakini juga memakan daging musuh.
Aztec (500 – 1500 M), adalah pengorbanan menjadi bagian tak terpisahkan dari agama kelompok di Meksiko ini serta penduduk Mesoamerika.
Chimu (1000  – 1476 M), tahun 2002 ditemukan bukti sekitar 200 nelayan yang terikat untuk dikurbankan.

Konsep Kurban sendiri dalam Islam sudah sangat jelas dan kita pun mungkin sudah tahu saat kita mulai mengaji atau belajar agaman membahas tentang masalah kurban. Ada dua aspek dari ber-kurban yakni ketuhanan / Tauhid dan kemanusiaan dan dalam Islam tidak mengenal adanya pengurbanan manusia.

Secara etimologi sendiri Kurban berasal dari kata Qaruba – Yaqrubu – Qurban – Qurbanan. Qaruba Ilaihi artinya mendekatkan diri kepada Allah. Secara syar’I kurban berarti menyembelih hewan tertentu yakni unta, sapi, kerbau, kambing/ domba dengan niat berkurban untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada waktu yang telah ditentukan yakni saat bulan Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha hingga selesai hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah).

Legalitas daripada berkurban itu sendiri terdapat di QS. Al-Kautsar : 2.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu  dan berkorbanlah  (Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nikmat Allah)

Kurban sendiri ada sejak zaman Nabi Adam AS (QS. Al-Maidah : 27)
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa."

Selamat Berkurban untuk rekan Kompasioner yang tahun ini melakukan Kurban.

Salam Kompasiana,
Wefi

Sumber rujukan : Harian Republika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline