(Budaya baru coba dibangun Conte dengan menjalin relasi dengan pelatih klub Seri A seperti Montella/ sumber : football-italia.net)
Banyak tempat yang bisa dijadikan rujukan dalam usaha meraih prestasi dalam sepakbola khususnya dalam membentuk sebuah Timnas yang memiliki kualitas dan kemampuan bersaing dengan negara lain. Termasuk dalam usaha meraih prestasi untuk Timnas Indonesia yang di 2015 memiliki banyak agenda FIFA International yang berefek terhadap ranking FIFA dan dalam penentuan drawing untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia.
Kompetisi orang bilang menjadi tiang dalam pembentukan Timnas Indonesia yang berprestasi, sejatinya jawabannya YA. Karena pemain baik dari sisi teknis dan mental bisa muncul dari ketatnya sebuah kompetisi. Tetapi memang sepertinya masih butuh waktu bagi ISL yang digadang-gadang sebagai kompetisi terbaik belum memberikan output secara maksimal.
Melihat apa yang dilakukan Federasi Sepakbola lain dalam membentuk Timnas berprestasi layak untuk dikedepankan. Setelah sebelumnya FAT (Federasi Sepakbola Thailand) dengan sang pelatih, Kiatisak ‘Zico’ Senamuang layak dijadikan sebagai rujukan dalam membentuk Timnas dengan mayoritas pemain mudanya. Dan terbukti dengan menjadi juara Piala AFF 2014 setelah sebelumnya menjadi semifinalis Asian Games 2014 Incheon.
Kini melangkah lebih jauh tepatnya di Benua Eropa yang selama ini menjadi rujukan PSSI – BTN dalam menentukan pelatih asing untuk Timnas Indonesia. Ada satu sosok yang layak dimajukan dan dijadikan rujukan oleh calon pelatih Timnas Indonesia yang kabarnya awal tahun 2015 akan segera diumumkan oleh BTN – PSSI (atau berbarengan dengan Kongres Tahunan PSSI kali yah?).
Sosok tersebut adalah Antonio Conte, pelatih kepala Timnas Italia paska dipecatnya Cesare Prandelli usai gagal membawa Italia berprestasi di Piala Dunia 2014 Brazil. Sosok Conte yang juga sukses bersama Juventus dengan raihan tiga kali Scudetto Serie-A menjadi pertimbangan pelatih kelahiran Lecce 45 tahun yang lalu tersebut diberi kepercayaan untuk melatih Italia guna membawa lolos ke Piala Eropa 2016 Perancis.
“Tim nasional Italia butuh seorang pemimpin dan saya percaya Conte pemimpin yang tepat,” itulah ungkapan Presiden FIGC, Carlo Tevecchio saat penunjukan Conte sebagai pelatih Timnas Italia awal Agustus disaat sepakbola Italia memang sedang jatuh.
Budaya Baru ‘”Gli Azzurri”, Conte membangun relasi
“Saat masih menjabat sebagai pelatih timnas Serbia, saya selalu menggelar pertemuan rutin dengan klub-klub. Bagaimana mungkin hal ini tidak ditetapkan sebagai aturan di Italia,” itulah sebuah pesan jelas dari pelatih Sampdoria yang juga mantan pelatih Serbia, Sinisa Mihajlovic terkait budaya baru “Gli Azzurri” yang dibangun Antonio Conte.
Sebuah budaya baru di Timnas Italia coba dibangun pelatih Antonio Conte yakni dengan membangun relasi dalam bentuk komunikasi dengan para pelatih klub Serie A. Dan pertemuanpun telah sukses dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh Conte (16/12) yang berhasil menciptakan sebuah rencana kerja sama yang bagus dan konkrit.
“Sekitar 40 persen dari para pemain yang dipanggil ke Timnas Italia tidak terpilih sebagai starter diklubnya. Maka itu, saya berharap pelatih setiap tim melakukan pekerjaan yang terintegrasi. Saya ingin mereka mencatat pemain yang berada dibangku cadangan dan yang tampil hanya 20 menit,” terang Antonio Conte tentang kondisi beberapa pemain Timnas yang minim menit bermain di Serie A.
Satu alasan yang mengemuka dari mulut Conte terkait budaya baru di “Gli Azzurri” adalah karena pengalamannya melatih Juventus selama tiga tahun, pelatih kelahiran Lecce tersebut tidak pernah dihubungi oleh siapapun dari staff Timnas padahal klubnya merupakan pemasok terbanyak pemain di Timnas Italia.
Conte Dikhianati ?
Sebuah ulasan menarik oleh Luigi Garlando di harian Top Skor terkait penolakan klub terkait rencana magang yang akan diterapkan oleh Conte. Yang berefek minimnya persiapan yang harus dilakukan oleh Conte jelang Italia tampil di kualifikasi Piala Eropa sehingga wajar Conte merasa idenya untuk membuat Timnas Italia makin kuat justru mendapat pertentangan dari pihak klub dan FIGC sendiri.
Keinginan Conte jelas untuk Timnas Italia kedepannya yakni membangun Timnas Italia dengan sector pemain muda yang juga sudah dilakukan oleh kompetitior mereka seperti Jerman dan Spanyol. Inilah yang masih dianggap kurang penting oleh petinggi federasi sepakbola Italia.
Antonio Conte memang mengalami kondisi sulit dengan minimnya dukungan terkait rencananya untuk pengembangan Timnas yang mendapat pertentangan dari FIGC maupun pihak klub. Tapi usahanya untuk membangun relasi dengan pelatih klub-klub Serie A bisa diambil oleh calon pelatih kepala Timnas Indonesia kedepannya, dengan begitu akan tercipta relasi dan komunikasi yang baik terkait progress pemain Timnas yang bermain dbersama klubnya di kompetisi ISL musim depan.
#MenagihPrestasiPengurusPSSI2015
Salam Sepakbola,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H