Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Jalan Tahta dan Reformasi 'Sahabat Indonesia', Raja Abdullah

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142207665593249318

[caption id="attachment_392986" align="aligncenter" width="600" caption="Kompas.com"][/caption]

"Turut berbela sungkawa atas meninggalnya Raja Abdullah"

Itulah ungkapan pertama yang penulis ucapkan ketika mendengar berita meninggalnya Raja yang memimpin Arab Saudi sejak 2006 tersebut. Dalam pandangan penulis walau tidak mengikuti secara lengkap perjalanannya selain dari berita yang dibaca maupun dari gambaran ayah yang pernah bercerita bahwa raja Abdullah sosok yang moderat dan peduli dengan kerukunan beragama serta beberapa kebijakan yang lainnya.

“Raja Abdullah pernah membuat kebijakan sosial senilai hampir 100 milyar dollar AS untuk membangun perumahan dan menciptakan lapangan kerja dari uang hasil minya,” ujar ayahku saat kami berbicara tentang perkembangan Islam termasuk negara islam lainnya.

“Selain itu Raja Abdullah hidup sederhana, peduli akan nasib serta hak perempuan termasuk partisipasi dalam pemilihan umum di Arab Saudi,” lanjutnya.

“Raja Abdullah meninggal dunia , pak?” ucap penulis lewat handphone saat menelpon ayah di kampung

“Innaalillaahi wa inna ilaihi roodjiun .. sebuah kehilangan tentunya bagi Kerajaan Arab Saudi serta negara sahabat lainnya yang dekat dengan sosok Raja Abdullah,” ungkap ayahku.

Apa dan bagaimana perjalanan seorang Raja Abdullah dalam memimpin dan melakukan perubahan di Arab Saudi, penulis mencoba mencari lebih dalam walau dengan sumber yang terbatas untuk melihat sepak terjang Raja Abdullah yang kepemimpinannya kini diteruskan oleh Pangeran Salman bin AbdulAziz.

Dan berikut ringkasan catatan penulis yang bersumber di harian republika (24/1).
1924       : Abdullah bin AbdulAziz lahir di Riyadh (1/8)
1961        : Menjadi Walikota Mekkah
1963       : Wakil Mentri Pertahanan dan juga Komandan Pasukan Garda Nasional Saudi
1982       : Menjadi pewaris tahta Raja Fahd dan wakil Perdana Manteri Pertama
1995       : Menjadi Pelaksana pemerintahan setelah Raja Fahd sakit
2005       : Menjadi Raja Arab Saudi setelah Raja Fahd mangkat yang kemudian menunjuk Sultan bin AbdulAziz sebagai pewaris tahta dan menjadi Raja pertama yang mengunjungi wilayah miskin di Riyadh dan memerintahkan mengentaskan kemiskinan di sana
2007       : Mengubah mekanisme suksesi kerajaan
2010       : Newsweek menobatkan Raja Abdullah sebagai satu dari 10 tokoh berpengaruh di dunia atas langkah reformasi yang dilakukannya
2011        : Menunjuk 30 perempuan sebagai anggota Majelis Syura dan membelanjakan ratusan milyar riyal untuk kenaikan gaji pegawai dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
23 Jan 2015          : Raja Abdullah wafat.

Sedang Reformasi yang dilakukan Raja Abdullah selama menjadi Raja Saudi :
1.Raja Abdullah menginginkan Saudi dikenal karena kecakapan warganya bukan karena minyak
2.Memodernisasikan sekolah dan Perguruan Tinggi
3.Memberika hak perempuan dalam Pemilu dan pencalonan kepala daerah
4.Memperkuat pasukan pertahanan Saudi
5.Menginvestikan hasil penjualan minyak untuk menungkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja.

Posisi Raja Abdullah bin AbdulAziz terhadap permasalahan internasional dalam kepemimpinannya termasuk saat invasi Irak ke Kuwait dan sebagainya :
1991        : Raja Abdullah menolak AS menempatkan pasukan di Saudi dan lebih mendorong negoisasi
1997       : walau bersekutu dengan AS, Raja Abdullah menegaskan tidak akan membiarkan kepentingan Islam terabaikan
2003       : Raja Abdullah kembali tak ijinkan AS menyerang Irak lewat jalur Arab Saudi
2013       : Saudi mendukung kelompok perlawanan Suriah untuk menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad
2013       : Menolak kursi Dewan Keamanan PBB sebagai protes ketidak mampuan PBB menyelesaikan konflik Suriah
2014       : Iku koalisi internasional pimpinan AS menyerang ISIS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline