[caption caption="Ibu-ibu sedang membantu menyebrangi anak-anak sekolah"][/caption]Karena si bungsu sudah masuk SD, kena deh saya menjadi petugas patroli sekolah sebanyak dua kali dalam setahun. Melihat jadwal patroli dari sekolah yang saya terima tahun kemarin, tertulis kalau tahun ini jadwal patroli kelasnya si bungsu adalah bulan Februari dan kelas si sulung adalah sekitar bulan oktober.
Patroli sekolah? Halahh apa lagi sih itu?
Di Jepang, sejak masuk kelas satu SD anak-anak sekolah sudah diharuskan untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri tanpa dikawal oleh orangtuanya. Karena itu sebelum masuk sekolah biasanya orang tua di Jepang akan sibuk untuk membekali anak-anaknya dengan wejangan dan petuah tentang aturan rambu lalulintas serta hal-hal yang harus dilakukan dan dilarang saat dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah.
[caption caption="Anak-anak kelas satu yang serba kuning, sebagai tanda agar menjadi perhatian semua"]
[/caption]Awalnya saya begitu takut akan keselamatan anak-anak sekolah ini, apalagi untuk anak-anak yang baru masuk sekolah, bisa gak sih mereka tertib di jalan? taat gak sih akan rambu-rambu lalu lintas khususnya saat mau menyebrang? dan berbagai macam kekhawatiran lainnya, mengingat si bungsu kadang suka nyeleneh dan mungkin tidak begitu memperhatikan keadaan lingkungan sekitar karena pasti dia asik ngobrol dengan teman-temannya.
Dari pihak sekolah ternyata ada upaya-upaya yang dilakukan mengenai keselamatan anak-anak sekolah ini. Selain mendapat priwitan dan alarm kecil yang dicantol di tas ranselnya, khusus untuk anak kelas satu mereka akan diberi tanda topi kuning dan tas ranselnya yang dicover oleh plastik kuning.
Semua itu adalah tanda bagi kita semua masyaraat yang melihat anak-anak yang serba kuning ini, untuk ikut menjaga dan mengawasi mereka karena mereka adalah anak-anak baru yang masih belum terbiasa dengan rambu-rambu lalu lintas.
Selain itu ada lagi yang sungguh unik dan menarik serta sangat luar biasa bagi saya tentang sistem pendidikan di Jepang ini, yaitu saat saya mendapat surat dan diberi tugas untuk melakukan patroli sekolah. Dulu saya cukup bingung juga, padahal saya bukan pengurus orang tua murid loh. Ternyata, selidik punya selidik, tugas patroli ini diberikan ke semua orang tua murid tanpa kecuali.
[caption caption="Anak-anak kelas satu berjalan bersama kakak kelas yang sudah bebas dari yellow hat haha.."]
[/caption]Pembagian tugas patroli sekolah ini dibagi per kelas, satu kelas mendapat tugas patroli kurang lebih 2-3 minggu pengerjaannya. Waktu patroli adalah saat anak-anak berangkat sekolah, anak-anak pulang sekolah dan sekitar jam bermain anak-anak hingga bel batas waktu main berbunyi (biasanya ada pengumuman berupa lagu dan pengumuman sebagai tanda waktu bermain telah habis dari pihak city hall).
Pelaksanaan patroli ini bersifat bebas, tidak dipatok dan diwajibkan untuk ngider patroli setiap hari, tergantung kebisaan kita para ibu. Dalam dua minggu ini misalnya saja, hari selasa dan rabu saya tidak bisa melaksanakan tugas patroli karena ada kesibukan lain. Sebagai gantinya pada hari lain, saya setiap pagi bertugas ngider mengawasi anak-anak berangkat sekolah bareng dengan si bungsu walau hanya sampai pada lampu merah terdekat dimana anak-anak ini harus menyebrang jalan.
Selama melakukan patroli kita harus menjaga anak-anak SD ini dari hal-hal yang berbahaya dan bisa mengganggu lingkungan, misalnya saja :
- Menegur agar tidak lari-larian dan dorong-dorongan di jalan.
- Tidak berisik dan mengganggu pemakai jalan lainnya.
- Tidak mengganggu hewan peliharaan dan tidak memetik bunga di jalan.
- Menegur untuk segera pulang ke rumah saat bel peringatan sudah berbunyi.
- Menegur saat ada yang tidak mentaati rambu lalu lintas.
Selain itu manfaat lainnya dari banyaknya petugas patroli yang kebanyakan di lakoni oleh ibu-ibu dari anak murid ini adalah, kemungkinan besar bisa menekan tindakan kejahatan yaitu penculikan, pelecehan serta kekerasan dari orang jahat kepada anak-anak ini.