Lihat ke Halaman Asli

Mikael Wedha

Let's start writing!

"Riding the Wave" Strategi Ampuh Promosi Bisnis di Media Sosial

Diperbarui: 23 Maret 2022   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampanye Riding the Wave Prepp Studio (pic:bisnis.com)

Bagi para pelaku bisnis, istilah "Riding the Wave" mungkin bukan suatu hal yang asing. Riding the wave merupakan suatu strategi marketing bisnis yang kini bisa dibilang cukup ampuh, terlebih di era media sosial ini. Untuk lebih memahami tentang konsep Riding the wave, bayangkanlah seorang peselancar yang sedang meluncur di atas ombak. Ketika meluncur, peselancar tersebut akan membawa papan selancarnya mengikuti kemana ombak itu bergerak. Semakin besar ombak, maka semakin besar pula dampak yang diberikan. Kunci kesuksesan dari konsep riding the wave ini adalah, jangan melawan arus ombak dan jangan mengikuti ombak tersebut terus -- terusan karena cepat atau lambat, ombak tersebut pasti akan hilang. Jika analogi tersebut coba kita implementasikan dalam dunia bisnis, peselancar adalah analogi dari pelaku bisnis, papan selancar adalah produk atau bisnis yang dipromosikan, dan ombak adalah tren atau isu yang sedang ramai dibicarakan masyarakat luas. Semakin besar tren atau isu yang beredar, maka semakin besar pula dampak yang diberikan ke produk atau bisnis yang kita promosikan jika dimanfaatkan dengan baik.

Strategi promosi riding the wave ini memiliki manfaat yang besar. Terutama dalam membangun awareness. Tren dan isu yang sedang hangat, tentu akan membuat perhatian masyarakat banyak tertuju kepada tren dan isu tersebut. Momentum inilah yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku binis guna menerapkan strategi riding the wave tersebut. Jika dapat diimplementasikan dengan baik, maka isu dan tren yang beredar, dapat dijadikan senjata dalam menarik perhatian masyarakat guna meningkatkan awareness akan bisnis dan produk yang ditawarkan. Dalam pemanfaatan dan penerapannya, diperlukan sikap cepat tanggap untuk selalu up to date akan tren dan isu yang sedang banyak dibicarakan masyarakat. Namun, strategi riding the wave tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu adanya persiapan dan analisis yang matang sebelum kita melakukan strategi tersebut. Untuk apa? Bukannya melakukan persiapan dan analisis justru akan membuang waktu? Harus diingat bahwa setiap bisnis memiliki karakter dan identitasnya masing -- masing dan tidak semua tren atau isu dapat kita manfaatkan untuk dijadikan konten promosi. Tentu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu, serta penyesuaian dengan karakter dan identitas bisnis yang akan kita promosikan. Jangan sampai justru malah bertolak belakang. Selain itu, tetap fokus pada customer journey. Jangan sampai promosi yang kita lakukan justru hanya akan berhenti dan jalan di tempat. Perlu adanya analisis lanjutan agar promosi yang kita lakukan memiliki tujuan atau call to action. Jika promosi tersebut dianggap berhasil, jangan terlena. Jangan sampai keberhasilan promosi tersebut membuat anda hanyut dan mengikuti ombak terus menerus. Bagaimana pun, seiring berjalannya waktu, ombak tersebut akan mengecil dan hilang. Jika anda terus -- terusan berada di situ, maka bisnis anda akan kehilangan arah. Jadi meskipun riding the wave diperlukan kecepatan, namun semua tetap harus dipersiapkan secara matang.

Sebagai contoh penerapan riding the wave yang pernah heboh terjadi dan berhasil adalah promosi brand fashion asli Indonesia "Prepp Studio" . Prepp Studio ingin mendeklarasikan diri untuk siap menjadi brand fashion formal nomor 1 di Indonesia. Kala itu, trend dan isu yang sedang hangat -- hangatnya beredar adalah isu politik karena pada saat Prepp Studio akan mendeklarasikan kampanyenya, sedang ada pada masa kampanye pilkada. Strategi yang dilakukan Prepp Studio adalah, mereka berkolaborasi dengan salah satu Influencer terkenal yaitu Arief Muhammad. Arief Muhammad dikenal sebagai influencer yang dekat dengan followersnya sehingga memiliki engagement rate yang tinggi tentunya. Yang dilakukan oleh Prepp Studio kala itu adalah, menggiring opini masyarakat membuat seolah -- olah Arief Muhammad akan terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai calon pemimpin daerah dengan slogan "Siap Menjadi No.1" yang dicantumkan di baliho -- baliho besar di Jakarta. Dalam beberapa hari, hal tersebut sukses menarik perhatian dan menjadi perbincangan publik, bahkan hingga trending di media sosial. Selama beberapa hari masyarakat benar -- benar dibuat penasaran dan menerka -- nerka maksud dari baliho tersebut. Apalagi ditambah dengan Arief Muhammad yang memberikan statement akan mendeklarasikan maksud dari baliho tersebut. Beberapa hari setelah itu Arief Muhammad dan Prepp Studio mendeklarasikan bahwa baliho tersebut adalah kampanye dari Prepp Studio dimana maksud kalimat "Siap Menjadi No.1" adalah mereka siap untuk menjadi brand fashion formal nomor 1 di Indonesia. Beragam respon publik pun bermunculan, termasuk banyak yang memuji strategi kampanye Prepp Studio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline