Seperti biasa, sepulang dari kantor besar, menepi sejenak di 'kantor kecil' dan melihat perkembangan informasi yang berseliweran di dunia maya. Sore ini, saya mencari tahu, "Apa yang dilakukan Bang Yos setelah bertemu dengan kelompok Nurdin Ismail alias Din Minimi?" Sampailah saya di laman VOA Bahasa Indonesia, disana disebutkan, "Setelah berhasil merangkul kelompok bersenjata Aceh pimpinan Nurdin Ismail alias Din Minimi, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso akan melanjutkan langkah serupa terhadap kelompok radikal lainnya, yaitu kelompok Santoso di Poso dan kelompok Organisasi Papua Merdeka di Papua. Sebelumnya Sutiyoso berhasil membujuk Din Minimi menyerahkan diri dengan iming-iming amnesti."
Dalam laporan berita berjudul BIN Akan Rangkul Kelompok Santoso dan OPM di laman tersebut, seakan-akan menjawab artikel yang saya tulis di akhir tahun 2015, dengan judul Blusukan Bang Yos di Akhir Tahun. Saat itu, saya mengapresiasi keberhasilan Bang Yos memimpin Badan Intelijen Negara (BIN) dan saya pun berandai-andai, "Adakah kemungkinan Bang Yos melakukan deradikalisasi blusukan untuk membujuk kelompok Santoso turun gunung?"
[caption caption="Artikel 'Blusukan Bang Yos di Akhir Tahun, 30 Desember 2015'"][/caption]
Sebuah kebetulan?
Yang pasti, jika Bang Yos Membaca Kompasiana, seperti tertulis dalam artikel Blusukan Bang Yos di Akhir Tahun, saya menggarisbawahi kalimat "Bagi saya, blusukan Bang Yos di tanah rencong dan membujuk Nurdin Ismail alias Din Minimi adalah quick wins Badan Intelijen Negara dan membuktikan bahwa tugas utama intelijen, membuat lawan menjadi kawan."
Diantara, 'pekerjaan rumah' yang paling tidak mudah, melakukan 'cegah dini' serangan yang dilakukan kelompok-kelompok teror, adalah terkait dengan wilayah, waktu, dan modus operandi serangan yang akan dilakukan. Tentunya, Bang Yos diuji kembali untuk membujuk kelompok Santoso dan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk turun gunung.
Semoga
artikel terkait: Blusukan Bang Yos di Akhir Tahun.