Membaca berita yang sudah beredar, terkait pengumuman pemerintah Arab Saudi, bahwa pihaknya telah menghukum mati 47 narapidana terorisme. Ekseskusi tersebut berlangsung Sabtu, 2 Januari 2015, diantaranya, ulama Syiah Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr, didakwa melakukan anti pemerintah Kerajaan Saudi, dan Fares al-Shuwail, ditahan sejak tahun 2004, karena terlibat jaringan terorisme al Qaida. Bersama keduanya, terdapat dua warga negara asing, yaitu Kanada dan Mesir, sedangkan sisanya warga negara Arab Saudi. Melalui, Saudi Press Agency (SPA) mengutip Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi, "that 47 criminals were executed today in Riyadh, Makkah, Madinah, Eastern Region, Qassim, Hail, Northern Border, Asir, Jouf, Najran, Baha, Tabuk after they were convicted by the judiciary and the sentences were endorsed by Appeal and Supreme Courts; and a royal order was issued to execute the sentences.
The statement said that Allah Almighty says in the Holy Quran, " The recompense of those who wage war against Allah and His Messenger and do mischief in the land is only that they shall be killed or crucified or their hands and their feet be cut off from opposite sides, or be exiled from the land. That is their disgrace in this world and a great torment is theirs in the Hereafter".
Berikut adalah daftar yang dikeluarkan versi bahasa Arab Saudi Press Agency dan versi bahasa Inggris, terkait terpidana yang dieksekusi:
- Ameen Mohammed Abdullah Al Aqala - kebangsaan Arab.
- Anwar Abdulrahman Khalil Al-Najjar - kebangsaan Arab.
- Badr bin Muhammad bin Abdullah Al-Badr- Saudi kebangsaan.
- Bandar Mohammed bin Abdulrahman Al-Ghaith - kebangsaan Arab.
- Hassan bin Hadi Shuja'a Al-Masareer - kebangsaan Arab.
- Hamad bin Abdullah bin Ibrahim Al-Humaidi- Saudi kebangsaan
- Khalid Mohammed Ibrahim Al-Jarallah - kebangsaan Saudi
- Ridha Abdulrahman Khalil Al-Najjar- Saudi kebangsaan
- Saad Salamah Hameer - kebangsaan Saudi
- Salah bin Saeed bin Abdulraheem Al-Najjar - kebangsaan Saudi
- Salah bin Abdulrahman bin Mohammed Al Hussain -Saudi kebangsaan
- Saleh bin Abdulrahman bin Ibrahim Al-Shamsan - kebangsaan Saudi
- Saleh bin Ali bin Saleh Al-Jema'ah - kebangsaan Saudi
- Adel bin Saad bin Jaza 'Al-Dhubaiti - kebangsaan Saudi
- Adel Muhammad Salem Abdullah Yamani - kebangsaan Saudi
- Abduljabbar bin Abdulaziz Al Homood bin-Tuwaijri - kebangsaan Saudi
- Abdulrahman Dhakheel Faleh Al-Faleh - kebangsaan Saudi
- Abdullah Sayer Moawadh Massad Al-Mohammadi - kebangsaan Saudi
- Abdullah bin Saad bin Mozher Shareef - kebangsaan Saudi
- Abdullah Saleh Abdulaziz Al-Ansari - kebangsaan Saudi
- Abdullah Abdulaziz Al-Ahmed Muqrin - kebangsaan Saudi
- Abdullah Musalem Hameed Al-Raheef - kebangsaan Saudi
- Abdullah bin Mua'ala bin A'li - kebangsaan Saudi
- Abdulaziz bin Rasheed Hamdan Al-Toaili'e - kebangsaan Saudi
- Abdulmohsen Hamad bin Abdullah Al-Yahya - kebangsaan Saudi
- Isam Khalaf Mohammed Al-Mothri'e - kebangsaan Saudi
- Ali Saeed Abdullah Al Ribeh - kebangsaan Saudi
- Ghazi Mohaisen Rashed - kebangsaan Saudi
- Faris Ahmed Jama'an Al Showail - kebangsaan Saudi
- Fikri Ali bin Yahya Faqih - kebangsaan Saudi
- Fahd bin Ahmed bin Al Hanash Zamel - kebangsaan Saudi
- Fahd Abdulrahman Ahmed Al-Buraidi - kebangsaan Saudi
- Fahd Ali Ayedh Al Jubran - kebangsaan Saudi
- Majed Ibrahim Ali Al-Mughainem - kebangsaan Saudi
- Majed Moeedh Rashed - kebangsaan Saudi
- Mishaal bin Homood bin Juwair Al-Farraj - kebangsaan Saudi
- Mohammed Abdulaziz Mohammed Al-Muharib - kebangsaan Saudi
- Mohammed Ali Abdulkarim Suwaymil - kebangsaan Saudi
- Mohammed Fathi Abula'ti Al-Sayed - kebangsaan Mesir
- Mohammed bin Faisal bin Mohammed Al-Shioukh - kebangsaan Saudi
- Mostafa Mohammed Altaher abkar - kebangsaan Chad
- Moaidh Mufreh Ali Al Shokr- kebangsaan Saudi
- Nasser Ali Ayedh Al Jubran - kebangsaan Saudi
- Naif Saad Abdullah Al-Buraidi - kebangsaan Saudi
- Najeeb bin Abdulaziz bin Abdullah Al-Bohaiji - kebangsaan Saudi
- Nimr Baqer Ameen Al-Nimr- kebangsaan Saudi
- Nimr Sehaj Zeid Al-Kraizi - kebangsaan Saudi
Beberapa jam usai pelaksanaan hukuman mati ulama Syiah Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr, hubungan Arab Saudi dan Iran kembali memanas. Para demonstran melakukan penyerangan dengan melempar bom molotov dan berhasil memausiki wilayah kedutaan Arab Saudi di Tehran
Seperti yang telah beredar di media massa, dan dilansir kantor berita IRNA melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaber Ansari, mengancam Saudi Arabia akan menanggung risiko tinggi, "Pemerintah Saudi mendukung gerakan teroris dan ekstremis, namun menanggapi kritik di dalam negeri dengan penindasan dan eksekusi." Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui Saudi Press Agency, "Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, mengingat bahwa (Iran) adalah negara yang mensponsori teror, serta dikutuk oleh PBB dan banyak negara."
Telah diketahui, ulama Syiah Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr warga negara Saudi Arabia yang lahir di Provinsi Qatif, tahun 1959. Ia belajar selama sepuluh tahun di negeri Iran, Tehran dan berlanjut di Suriah, Damaskus. Kemudian, kembali ke Saudi Arabia. Tahun 2008, ia aktif secara independen kelompok, Islahiyyah dan Hezbollah Al-Hejaz, komunitas Syiah di kawasan Timur Saudi Arabia. The Guardian menyebut dirinya sebagai "taken the lead in [the] uprising".
Konflik antara pemerintah Arab Saudi dan Syiah sesungguhnya telah berlangsung lama. Apa yang terjadi?
Jauh sebelumnya, peristiwa ini tidaklah mengejutkan, 26 tahun lalu, tepatnya 21 September 1989, pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeksekusi mati enam belas warga Kuwait penganut Syiah. Mereka didakwa terlibat dalam aksi pengeboman kota suci Makkah, pada musim haji, Juli 1989, yang menewaskan warga Pakistan. Reaksi keras pun bermunculan.
Di Saudi komunitas Syiah merupakan kelompok minoritas. Berapa jumlah pastinya hingga saat ini masih terdapat selisih perbedaan pendapat, di kalangan para ahli, khususnya tidak adanya sensus yang realible. Kendatipun hanya dianggap komunitas minoritas, kaum Syiah ini sangat 'diperhitungkan' oleh pemerintah Saudi. Setidaknya, M. Riza Sihbudi, penulis buku Bara Timur Tengah telah mencatat pertama, adanya hubungan antara kaum Syiah Saudi dan pemerintahan revolusioner Republik Islam Iran--satu-satunya negara di dunia yang bermazhab Syiah. Kedua, kaum Syiah menempati lokasi di sepanjang pantai Teluk Parsi. Dan, ketiga, lokasi yang tihuni kaum Syiah, yaitu Provinsi Hasa (al-Ahsa), dikenal sebagai 'kawasan minyak'. Ladang-ladang minyak terbesar di dunia seperti, Ghawar dan Qatif, berada di Hasa. Sejak 1972, komunitas Syiah Saudi sudah berada di Provinsi Hasa. Seperti diketahui, cikal bakal pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia adalah ulama Sunni Syaikh Muhammad bin ‘Abdul-Wahhab. Sebuah konsekuensi logis dari pemahaman yang berbeda antara Saudi dan Syiah.
Dalam meredam gerakan yang dilancarkan kaum Syiah, pemerintah Saudi mengkombinasikan kebijakan represif dan persuasif. Kebijakan represif antara lain berbentuk seperti yang telah disaksikan kini. Dan, sesungguhnya, dalam hal persuasif, upaya yang dilakukan pemerintah Saudi, dalam bentuk peningkatan kesejahteraan sosial di kalangan minoritas Syiah. Tercatat, sejak tahun 1981, misalnya, pemerintah Saudi menyetujui sebuah rencana pembangunan proyek sosial di Provinsi Hasa, yang mencakup pembangunan sarana-sarana kesehatan, pendidikan, listrik, telepon, dan air. Semoga saja, catatan ini dapat update dari para Kompasianer yang tinggal di Saudi Arabia, khususnya Provinsi Hasa.
Sekali lagi, jangan berharap melihat berakhirnya kemelut di kawasan ini dalam jangka panjang.