Mengisi liburan dan masih berkutat dalam jejak pikiran dan perbuatan yang telah ditinggalkan orang-orang di masa lalu. Jelang tahun baru masehi kemarin, saya dihadiahi novel oleh Mbak Desca, berjudul Dracula karya Bram Stoker. Lumayan, karena sebelumnya, novel itu hanya saya pandangi dan lewati di Gramedia Sudirman, Yogyakarta. "Besok saya akan beli buku itu. Ternyata tak kunjung kubeli sampai buku itu datang sendiri," begitulah curhatku kepada Mbak Desca.
[caption caption="Novel Dracula, Bram Stoker, kado akhir tahun."]
[/caption]Dracula merupakan novel vampir, dan sekaligus novel detektif. Dracula adalah karya yang pertama dan terbesar memperkenalkan konsep karakter bagi pembaca novel yang menyukai genre vampir. Dracula adalah sebuah nama yang memiliki stereotip luas, individualitas, banyak konstituen yang berbeda, dan interpretasi bagi penggemar genre vampir.
Novel adalah entitas menarik, bukan hanya perbedaan dari persepsi modern. Misalnya, terdapat fakta, tidak terluka oleh cahaya matahari. Selama ini, konsep yang hanya diperkenalkan dalam film bisu semisal Nosferatu dan buku The Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde, yang sangat menyesali perubahan dirinya pada malam hari. Perkembangan industri perfilman yang mengadaptasi kisah Dracula versi Bram Stoker, dan ia seringkali dipuji sebagai bapak novel vampir modern, menghasilkan vampir yang paling menakutkan di era budaya pop.
Fakta ini merupakan indikasi dari persoalan setiap pembaca karya Stoker di era modern, yakni pembaca yang memiliki banyak budaya pop dan bersaing untuk mendapatkan daya tarik novel bergenre vampir.
Menariknya, kunci bertahan lamanya Dracula ini, bukan karena Bram Stoker menggunakan daya imajinasinya sehingga mampu mencekam minat baca hingga beberapa generasi. Melainkan, Bram Stoker mampu mengolah ramuan kisah-kisah rakyat di Eropa tentang makhluk yang tak bisa mati. Sisi lain, Bram Stoker dibesarkan di Irlandia, ia pasti paham betul mengenai kisah-kisah jin yang memiliki kecenderungan sebagai penghisap darah, begitulah kata R.I Fisher.
"Jika plot cerita Dracula banyak meniru pola roman dan tradisi masa gothik, Stoker mampu menangani kisah vampirisme tidak terbatas pada tradisi-tradisi itu. Bandingkanlah ia dengan tokoh berwatak ganda dalam buku The Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde, yang sangat menyesali perubahan dirinya pada malam hari. Jadi, sebaiknya kita mengakui Novel Dracula versi Bram Stoker tidak kekurangan daya khayal dan keaslian," katanya. Bagi saya, ia berhasil menempatkan konsep karakter yang tepat dalam konteks biografi dan sejarah.
Apa yang menjadi daya tarik dari novel Dracula karya Bram Stoker ini, ia termasuk Best Gothic Books Of All Time?
Novel Dracula karya Bram Stoker ini, bukan pada plot, gaya, dialog atau bagian deskriptif. Melainkan, tema yang kuat, penggunaan sudut pandang beragam yang mencakup kemampuan intelektualnya. Terlihat, Dracula memberikan memberikan pesan kuat kepada pembaca, bahwa tumpukan tulisan-tulisan pribadi, surat, telegram, alam rekam dan guntingan-guntingan artikel di setiap halamannya, seperti lazimnya novel-novel abad kesembilan belas.
Bram Stoker menyuguhkan kepada pembaca dengan catatan-catatan harian yang disusun berurutan dari Jonathan Harker dan Mina Murray, Lucy Westenra, Dr. John Seward, dan Prof. Abraham Van Helsing. Dari sinilah, daya tarik novel Dracula versi Bram Stoker yang menginspirasi Elizebth Kostova menulis The Historian. Meski sedikit 'compang-camping' karena gaya bahasa Bram Stoker dalam catatan harian antara tokoh-tokoh yang diciptakannya bertutur sama. Semestinya, setiap catatan harian orang mempunyai gaya bahasa berbeda.
Namun, demikian spektrum Bram Stoker yang luas, tak heran novel Dracula menjadi novel klasik yang berusia lebih dari satu abad dan dikenang hingga kini. Tak salah, jika novel ini menjadi kisah nyata Dracula. R.I. Fisher dalam kata pendahuluannya dalam novel Dracula versi Bram Stoker, Count Dracula tergolong tokoh fiksi terkemuka abad kesembilan belas, yang telah mencekam imajinasi orang sejak zaman Victoria, dan yang popularitasnya berlanjut sampai kini. "Kemampuan penulisnya meninjau dalam ke dalam jiwa manusia," kata pendahulu R.I. Fisher dalam Dracula versi Bram Stoker.
Kita tak bisa menyentuh mimpi buruk, bahkan tak bisa menimbang atau mengukurnya. Tak seorangpun bisa membantah rasa takut yang ditimbulkannya pada diri kita. Jadi keberhasilan Dracula untuk bertahan adalah berkat kemampuan Bram Stroker untuk melihat dunia dari segi di mana mimpi adalah kenyataan dan kesadaran adalah mimpi (hal 14)