Lihat ke Halaman Asli

Max Webe

yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

Misi Damai Jokowi di Kawasan Timur Tengah

Diperbarui: 22 Desember 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Jokowi Terima Medali Kehormatan dari Pemerintah Saudi"][/caption]

Seperti yang tertulis dalam artikel sebelumnya Tabik Politik Luar Negeri Indonesia, saya berkeyakinan bahwa di era pemerintahan Jokowi ini berupaya memperbaiki kebijakan politik luar negeri sebelumnya, pada periode pemerintahan SBY. Saat itu, sepanjang pengamatan saya, dalam kasus-kasus di Timur Tengah, utusan khusus tidak melakukan upaya apa-apa. Indonesia sangat sulit bergerak diantara kepentingan strategis Arab Saudi dan Iran. Selain itu, dalam usahanya untuk merealisasikan dan menjaga kepentingan luar negerinya, di era pemerintahan SBY terkesan pandir dalam masalah Irak. Dan, lebih tepat jika dinilai Indonesia menjadi pendukung kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat.

Mengapa, saya mengucapkan Tabik? Kebijakan politik luar negeri yang dijalankan Jokowi, memasuki periode terbaik berlandaskan pada pragmatisme kepentingan nasional. Pemerintahan Jokowi, dalam kasus-kasus Timur Tengah, berusaha membuktikan bahwa Indonesia melakukan upaya bebas aktif dalam mencipatakan misi perdamaian dunia, khususnya kawasan Timur Tengah, Dunia Arab, dan Dunia Islam. Apalagi selama ini, Arab Saudi dianggap sebagai sekutu negara-negara barat khususnya Amerika Serikat, Presiden Obama mengatakan siap melindungi negara-negara sekutunya di Teluk Arab dari ancaman eksternal (disini)

Pemerintahan Jokowi ingin menunjukkan dalam mempertahankan kedudukan internasionalnya, mempengaruhi pentas internasional dan keputusan-keputusan negara lain dengan kekuatannya. Kekuatan negara tidak hanya tercermin pada kekuatan militer, tetapi lebih dari itu ada unsur-unsur lain yang secara keseluruhan akan membentuk kekuatan negara. Ingat, dalam prespektif hubungan internasional, Indonesia memiliki posisi yang strategis dan nilai tawar yang tinggi, selain berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia, menurut informasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, belum memperlihatkan potensi yang besar yang dapat dicapai oleh kedua negara. 

Diharapkan, apabila Indonesia sungguh-sungguh ingin kembali menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, maka jangan setengah hati dan harus serius dengan berbagai unsur pendukung di dalam negeri melalui konsolidasi pemantapan politik luar negeri bebas aktif serta proses sosialisasi terus menerus kepada masyarakat melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Sebab, selama ini sikap politik luar negeri Indonesia nyaris tidak pasti dan berusaha mencari aman dengan memainkan prinsip-prinsip bebas aktif, yang akhirnya diinterpretasikan sebagai kalkulasi kepentingan elit politik, reaksi internasional dan domestik.

Semoga

 

 

sumber foto disini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline