Lihat ke Halaman Asli

Wayudin

Pengabdian tiada henti

Tulisan yang Tidak Menarik?

Diperbarui: 4 Juni 2020   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: Instagram.com/receh.id via liputan6.com)

Tulisan saya kali ini lebih ke arah sedikit curhat dan mungkin pernah dialami oleh sebagian Kompasianer.

Jadi ceritanya, beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan penilaian "Tidak Menarik" dari seorang rekan Kompasianer. Well, itulah kali pertama saya mendapatkan rating tersebut dalam tulisan-tulisan saya yang memang belum banyak di Kompasiana ini.

Meskipun demikian, rating tersebut agak mengganggu saya dalam menulis untuk beberapa hari berikutnya karena tiba-tiba muncul dalam benak saya, " Apakah memang tulisan saya tidak menarik?"

Sebenarnya saya tidak punya alasan untuk mengalami "down" karena rating negatif tersebut hanyalah satu di antara beberapa rating lain yang bersifat positif. Namun yang perlu diingat adalah, mungkin hal yang sama seperti saya pernah juga dialami oleh anda-anda sekalian, ketika komentar negatif muncul, kita akan kembali mempertanyakan kemampuan diri kita sendiri padahal sebenarnya masih banyak orang lain yang menyukai ataupun menganggap tulisan kita bermanfaat.

Lalu sampai pada dua hari yang lalu, dengan kondisi badan yang lelah dan menjelang tidur, saya mengikuti sesi live di Ig @penerbitbinarmedia dan entah kenapa pas ketika join, si mimin lagi membahas tentang hal yang sedang kugalaukan tersebut.

Lebih kurang yang disampaikan si mimin adalah tulisan kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Bisa jadi ada yang anggap menarik, namun pasti ada juga yang berpendapat sebaliknya. Ibarat sayur, ada yang suka sayur ini sedangkan orang lain tidak. Nah, oleh karena itu, tetaplah menulis karena tiap tulisan pasti ada peminatnya tersendiri.

Selain menyarankan tetap menulis meskipun kritik berdatangan, sangat penting bagi kita untuk menemukan teman-teman yang se-frekuensi dalam artinya memiliki minat yang saya supaya apa yang kita obrolkan bisa "nyambung".

Cara yang paling gampang untuk menemukan teman yang sefrekuensi adalah dengan stalking di komen pengumuman lomba, misalnya yang pada komen di lomba puisi tentunya orang-orang yang sefrekuensi, dengan bergaul dengan teman yang memiliki minat yang sama tentu akan menimbulkan aura postif dan membangkitkan kembali semangat menulis kita.

Nah, kembali ke kasus saya di atas, ketika saya stalking si pemberi rating "Tidak Menarik", ternyata kami memang tidak sefrekuensi karena saya adalah seorang yang suka beropini sedangkan dia ternyata orang yang suka berpuisi. Jadi, gak heran kalo misalnya bagi dia tulisan saya kurang menarik.

Well, ketika saya stalking, saya juga tidak lupa meninggalkan kenang-kenangan "Tidak Menarik" dalam salah satu puisinya (maaf, ya bang, tapi apa yang kamu lakukan ke aku itu J.A.H.A.T :)).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline