Setelah diperkenalkan dalam Paris Auto Show 2018 yang lalu, per 2019 VinFast sudah mengaspal di jalanan Vietnam. Adapun VinFast adalah sebuah merek otomotif baru dan merupakan mobil nasional pertama Vietnam. Berita munculnya VinFast mengusik batin masyarakat Indonesia yang sudah lama mendambakan lahirnya mobnas alias mobil nasional, yang benar-benar lahir dari tangan anak bangsa sendiri.
Wacana mobnas sebenarnya bukan hal baru. Pada saat Orde Baru, muncul Timor dan Bimantara yang digadang-gadang sebagai mobnas. Namun belakangan terkuak bahwa kedua merek tersebut hanya mengganti emblem, sementara unitnya sendiri diimpor secara utuh dari negeri ginseng.
Sempat terhenti akibat krisis moneter, akhirnya asa Indonesia untuk memiliki mobnas kembali mengemuka ketika sekelompok siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memperkenalkan mobil hasil rakitan mereka pada tahun 2007 yang menjadi cikal bakal merek Esemka. Esemka diharapkan dapat menjadi jawaban serta mendobrak industri otomotif nasional yang telah lama dikuasai oleh merek Jepang.
Sayangnya, setelah belasan tahun, Esemka masih belum tampak berseliweran meskipun menurut kabar beritanya Esemka telah memiliki fasilitas perakitan, lulus uji emisi, bahkan model Garuda dan Bima buatan Esemka telah terdaftar dalam Permendagri No. 14 tahun 2019.
Akhirnya, sebagian masyarakat menduga bahwa Esemka tak lebih dari sekadar wacana yang selalu diangkat menjelang tahun politik untuk mendongkrak elektabilitas calon tertentu.
Memiliki sebuah merek nasional untuk produk prestise seperti mobil tentunya akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi suatu negara. Hal ini merupakan ajang pembuktian bahwa kemampuan kita tidak kalah dengan negara maju lainnya yang sudah lebih dulu menelurkan merek-merek mobil yang kita kenal selama ini.
Malaysia misalnya, telah mencatatkan dirinya dalam sejarah industri otomotif dunia melalui Proton yang sempat mengalami masa kejayaan ketika era pemerintahan Mahatir Muhamad di tahun 1980-an. Lantas, kapan Indonesia akan mengikuti jejak Malaysia ataupun Vietnam yang masing-masing telah memiliki merek otomotif kebanggaan sendiri? Mengembangkan mobnas tentunya bukan perkara yang mudah.
Selain kompetensi tenaga kerja, dukungan industri suku cadang dalam negeri juga harus dipertimbangkan. Mengembangkan mesin yang akan dipakai sebagai dapur pacu juga menjadi satu tantangan tersendiri.
Untuk mengembangkan jenis mesin baru yang bisa menyamai atau sekadar mendekati kinerja mesin yang telah ada saat ini tentunya membutuhkan penelitian dan pengembangan yang tidak sebentar. Artinya, secara linimasa kita akan tertinggal beberapa dekade dibandingkan pabrikan lain jika kita memilih membangun mobnas dengan model mengembangkan mesin kita sendiri.
Cara instan dalam mengembangkan mobnas adalah dengan menggunakan teknologi mesin dari pabrikan yang telah mapan. Hal ini juga dipilih Proton yang pada tahap awal pengembangannya menggunakan platform Mitsubishi dalam pembuatan mobil-mobil mereka.