Lihat ke Halaman Asli

Yogi Setiawan

Aku adalah

Energi Tersedia, Sulawesi Tengah Bangkit!

Diperbarui: 25 Oktober 2018   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Paertamina menjadi pembicara di acara Nangkring Kompasiana yang bertemakan Energi untuk Sulawesi Tengah 17/10 (dokpri)

Gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah menghancurkan bangunan, membelah daratan dan mengubur beberapa perkampungan. Bantuan dan pertolongan dikirimkan, namun tidak mudah karena jalanan hancur, terbelah dan jembatan runtuh. Kiriman lewat udara dan lautan menjadi pilihan. Salah satu bantuan yang terpenting saat itu selain makanan dan tempat berteduh adalah energi.

Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara dibidang energi, menjadi harapan utama dalam penyediaan energi di Sulteng. Namun pasca gempa terutama di hari pertama, tidak semudah itu menyalurkan energi ke seluruh bagian Sulawesi Tengah terutama daerah terdampak bencana seperti Sigi, Palu dan Donggala. 

Fasilitas SPBU milik pertamina juga mengalami kerusakan. Kemudian para karyawan pertamina disana juga menjadi korban gempa. Sebagian dari mereka mencoba menyelamatkan diri dan mencari keluarga. Begitu cerita yang disampaikan oleh Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Pertamina.

Sejak hari pertama pasca gempa, Pertamina langsung sigap mengaktifkan Crisis Center. Mengidentifikasi dampak bencana terhadap Terminal BBM Donggala, Staisun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPPBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) beserta sejumlah lembaga penyalur BBM dan elpiji. Kemudian di tanggal 29 September, memberangkatkan 2 tim pertamina peduli dan mengirimkan bantuan logistik melalui jalur laut dan darat .

Tanggal 30 September TBM Donggala mulai salurkan BBM. 6 mobil tangki yang setiap tangkinya berisi 16 Kiloliter pasok BBM ke 4 SPBU di wilayah Palu. 

Dalam penyalurannya, pertamina mengerahkan 50 operator SPBU bantuan dari sekitar Sulawesi serta mobil tangki dari Pare-Pare dan Kendari. Tanggal 1 Oktober hingga 3 Oktober menggunakan pesawat Air Tractor  menyalurkan 12 ribu liter solar.

Pasca gempa dan tsunami, sempat terjadi penjarahan BBM di SPBU dan juga sembako di toko. Hal itu terjadi sehari setelah gempa. Dimana kondisi sedang butuh-butuhnya energi dan makanan, namun semua akses itu terputus. 

Sehari kemudian, dengan kondisi komunikasi yang masih terputus, bantuan dikirimkan. Perencanaan yang baik membuat bantuan bisa sampai dengan baik.

Bukan hanya perencanaan, tetapi juga tim yang luar biasa. "Pertamina memberangkatkan tenaga bantuan  dari seluruh Indonesia. Mereka mencari SPBU dan mengupayakan agar SPBU bisa kembali beroperasi. 

Selain itu Pertamina juga mengirimkan SPBU portable. Pengalirannya menggunakan gaya gravitasi, jadi tangkinya diatas. Walaupun belum bisa sekaligus semuanya beroperasi tapi paling tidak aksesnya sudah ada" jelas Arya.

Bukan hanya energi yang dikirimkan ke Palu, Sigi, dan Donggala, tetapi juga relawan pendidikan, kesehatan, koki dan lain-lain.  Sekolah darurat juga dibangun disana dengan tenda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline