Lihat ke Halaman Asli

Yogi Setiawan

Aku adalah

Tujuh Buku Terbitan Kompas dan GPU yang Akan Saya Baca Tahun Ini

Diperbarui: 25 April 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh buku terbitan Kompas dan GPU yang akan saya baca tahun ini (dokpri).

Tahun ini saya memiliki target membaca 72 buku. Apakah itu akan tercapai, ktia lihat saja nanti akhir tahun. Saya belum mempunyai list secara keseluruhan mengenai 72 buku itu. Tapi ada tujuh buku terbitan Kompas dan Gramedia Pustaka Utama yang akan saya baca tahun ini.

1. Menulis Sosok karya kang Pepih Nugraha

Saaat melihat buku ini ditumpukan bazar buku, tanpa pikir panjang saya langsung mengambilnya. Sebagai seorang kompasianer, melihat ada buku karangan Pepih Nugraha yang juga salah satu pendiri kompasiana merupakan kehormatan sendiri. Saya belum membuka plastik buku ini, tapi dari judulnya sudah menarik hati. Menulis Sosok secara inspiratif, menarik dan unik.

Dibagian belakang buku dituliskan.

Setiap orang adalah sebuah unikum, pemilik ciri khas yang berbeda dari milik orang lain mana pun. Masing-masing individu dilahirkan dengan kreativitas yang berbeda-beda pula. Keunikan setiap orang inilah yang lalu melahirkan “seni” menulis profil atau sosok.

Menulis sosok menyangkut manusia dengan karakter dan kepribadian yang khas. Sosok bukan tulisan tentang benda mati, melainkan soal individu hidup yang dinamis.

Selama menulis di kompasiana saya belum pernah menulis tentang sosok atau profil seseorang. Jadi buku ini bisa menjadi bahan bacaan yang menarik untuk saya bisa praktik menulis tentang seseorang.

2. Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Siapa yang tidak kenal sosok Chairul Tanjung. Pengusaha yang memiliki perusahaan besar dari perusahaan media, keuangan, hingga supermarket. Perjuangannya membangun semua itu tidak mudah. Saya pernah lihat di salah stasiun televisi tentang kisahnya membangun bisnis. Itu dimulai dari nol. Tidak langsung berhasil dan juga pernah mengalami kegagalan.

Pak Jakoeb Oetama mengatakan, “Sosok CT mengingatkan konsep filosofis “dari tiada menjadi ada”. Di tangan CT, konsep itu menjadi riil. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, CT berhasil menciptakan sekian usaha baru yang bermanfaat bagi dinya, keluarganya, dan banyak orang. Di antaranya menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 75.000 karyawan dan mengharumkan nama Indonesia di mata internasional.”

Buku ini menarik bagi saya, karena sampai sekarang saya masih menanamkan cita-cita untuk menjadi pengusaha. Filosifi dan perjuangan hidupnya mungkin bisa menjadi penyemangat bagi saya untuk berjuang dan berusaha membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline