Lihat ke Halaman Asli

Yogi Setiawan

Aku adalah

Hemat dan Sehat dengan Bersepeda

Diperbarui: 25 Maret 2016   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Pada jam-jam berangkat atau pulang kerja, padatnya jalanan tak terhindarkan. Bersepeda bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi padatnya kendaraan bermotor. Sehingga polusi udara dan penggunaan energi BBM dapat berkurang (Foto: iberita)."][/caption]

Biaya hidup yang serba mahal, membuat kegiatan berhemat menjadi penting. Berhemat bukan hanya bermanfaat untuk orang lain tapi juga untuk lingkungan. Salah satu cara berhemat adalah dengan bersepeda.

Jejak saya bersepeda

Waktu SD saya suka sekali berkeliling jalanan menggunakan sepeda. Bahkan dulu sempat punya “geng” sepeda.

Saat SMP tidak lagi sesering SD untuk bersepeda. Hanya sabtu atau minggu waktunya bersepeda. Sempat ada keinginan untuk bersepeda dari rumah ke sekolah. Namun tak diizinkan orang tua. Lagi pula waktu itu saya masih agak malu untuk bersepeda ke sekolah.

SMA kelas 2, saya meyakinkan diri untuk bersepeda ke sekolah. Ada dua teman dan dua adik kelas yang tertarik mengikuti jejak saya ini. Saat ke rumah teman, bahkan pergi nonton bioskop pun naik sepeda. Setelah pulang nonton, ternyata tidak bayar parkir, karena memang belum ada tarif parkir sepeda untuk di mall.

Ketika kuliah saya tidak lagi bersepeda. Kendaraan bermotor roda dua menjadi pilihan. Cepat memang menggunakan motor, namun saya merasa ada yang hilang, yaitu kebugaran. Saya tak lagi sebugar saat SMA. Sulit bagi saya mengatur waktu olahraga antara aktivitas kuliah, organisasi, dan juga mengajar les privat.

Bersepeda membantu saya berhemat. Pertama berhemat waktu. Kedua berhemat uang.

Saat SMA, jarak rumah-sekolah 3-4 km. Naik angkutan umum butuh waktu rata-rata 30 menit. Tergantung dapat angkutannya cepat atau tidak. Jika bersepeda cukup 10 menit sudah sampai di sekolah.

Uang saku saya saat SMA Rp 10.000 perhari. Biaya naik angkutan umum Rp 4000 pergi-pulang. Berarti saya hanya punya uang Rp 6000 untuk jajan. Dengan uang segitu, saya bisa jajan bubur atau ketoprak Rp 5000 dan air mineral dua gelas. Bahkan sat kelas 3 SMA harga bubur dan ketoprak naik jadi Rp 6000. Sehingga saya mesti bawa air mineral dari rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline