Lihat ke Halaman Asli

Mengembangkan Bertanya Efektif pada Pembelajaran Matematika

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bertanya memiliki dimensi atau konteks yang beragam. Mengetahui dalam konteks apa kita bertanya akan membantu kita membuat pertanyaan yang relevan dan tepat. Oleh karena bertanya merupakan salah satu jenis komunikasi, maka aktivitas bertanya memerlukan setidaknya 3 komponen, yaitu siapa yang bertanya (guru), pertanyaan (konten), dan siapa yang ditanya (siswa).

Bertanya merupakan salah satu teknik mengajar yang paling penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan bertanya menjadi senjata paling berpengaruh dari seorang guru agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Kesalahan dalam mengajukan pertanyaan, baik isi maupun caranya seringkali mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan efektif dan siswa tidak belajar apa-apa. Oleh karena itu, keterampilan bertanya yang efektif merupakan kompetensi yang harus terus ditingkatkan.

Dalam hal komponen siswa, maka pertanyaan yang ditujukan untuk satu siswa dan untuk sekelompok siswa atau kelas harus disesuaikan. Selain itu, pertanyaan yang ditujukan pada kelas juga seharusnya dibedakan menjadi dua yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dari “tiap” siswa, dan pertanyaan yang menghendaki jawaban dari “semua” siswa. Jawaban dari “tiap” siswa memiliki ciri yang berbeda karena karakteristik siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemilihan kata-kata dalam pertanyaannya memberikan ruang pada semua siswa untuk menggunakan pengetahuannya masing-masing. Sementara jawaban dari “semua” siswa diharapkan sebagai bentuk aklamasi dari semua jawaban yang mungkin dari setiap siswa. Contoh sederhana, “Apakah kalian siap belajar hari ini?”.

Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah sarana dalam melakukan pertanyaan. Sesuai konteks komunikasi maka bertanya pun memiliki 2 jenis yaitu bertanya lisan dan bertanya tulisan. Ada perbedaan yang jelas antara bertanya lisan dan bertanya tulisan yang diakibatkan oleh perbedaan sarana ini. Membuat pertanyaan tertulis seringkali sulit karena ada beberapa keterbatasan dalam komunikasi tertulis, di antaranya keterbatasan intonasi, kehilangan ekspresi/emosi, keterbatasan interaksi dengan penanya/guru, serta ketidaktersediaan waktu untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan tersebut untuk memastikan siswa menangkap apa yang kita tanyakan. Oleh karena itu, membuat pertanyaan tertulis, menghendaki keterampilan khusus. Sementara membuat pertanyaan lisan, juga memiliki kesulitan tersendiri, antara lain keterbatasan bahasa lisan untuk mendeskripsikan gambar atau simbol. Walaupun demikian kedua bentuk komunikasi ini memegang peranannya masing dalam pembelajaran matematika.

Dr. Sitti Maesuri Patahuddin menyampaikan bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran matematika bertanya merupakan komponen penting dengan berbagai macam tujuan. Berikut ini beberapa tujuan bertanya yang biasa diajukan guru kepada siswa khususnya pada pembelajaran matematika.


  1. Menilai kesiapan siswa
  2. Mengecek pekerjaan rumah dan pemahaman siswa
  3. Menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
  4. Mendiagnosa kesulitan belajar siswa
  5. Mengembangkan keterampilan berpikir matematis dan berpikir kritis siswa
  6. Merangsang siswa untuk berpendapat
  7. Membantu guru dalam mengontrol laju pelajaran
  8. Memfokuskan pehatian siswa pada pelajaran matematika
  9. Merangkum pembelajaran

Pertanyaan yang efektif memiliki beberapa karakteristik yang perlu dipahami antara lain mengarah pada pertanyaan open-ended, menuntut siswa untuk berpikir, memungkinkan jawaban yang beragam, memungkinkan siswa memaknai matematika melalui proses bertanya, dan memungkinkan guru menilai secara utuh kemampuan matematika siswa. Adapun beberapa hal yang perlu dihindari dalam bertanya yaitu hindari pertanyaan tertutup, hindari pertanyaan yang memandu siswa pada jawaban, hindari memberi label mudah atau sulit, jangan pernah manjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, hindari memponis salah pada jawaban siswa, dan hindari pertanyaan yang berpusat pada guru.

Dalam mengembangkan pertanyaan yang memenuhi karakteristik pertanyaan efektif, ada dua teknik yang perlu dipertimbangkan dalam membuat pertanyaan efektif, yaitu:


  1. Bekerja mundur
  2. Mengadaptasi pertanyaan standar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline