Lihat ke Halaman Asli

ekafolks

amorfati

Mengecam Hukuman Mati Zaini Misrin

Diperbarui: 20 Maret 2018   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan gambar pribadi

Mengecam, menolak atau kata apapun yang saya gunakan tidak akan merubah keadaan bahwa Zaini Misrin TKI asal Madura di Arab Saudi telah dihukum mati. Sungguh negara borjuis satu ini dengan logika Hukum 'modern'-nya yang masih idealis membuat saya agak dongkol.

Kalian tahu Hegel pernah menulis bahwa kriminalitas adalah aksi dari kemauannya sendiri dan akibatnya, hukuman adalah negasi dari kemauannya sendiri itu. Tentu menurut Marx, logika Hegel ini dan juga logika 'hukum modern' negara borjuis ini masih bercorak idealis, hanyalah ekspresi dari metafisika tua yang Marx sebut dengan istilah 'jus talionis', yakni hak pembalasan dengan hukuman yang sama: mata ganti mata, gigi ganti gigi, darah dibalas darah dan sebagainya. Primitif!

Orang bersalah harus tetap dihukum berat, tapi bukan dihukum mati. Mereka belum tentu mutlak bersalah. Maka hukuman yang pas, paling berat, adalah hukuman seumur hidup. Hukuman bagi mereka tidak dimaknai sebagai balasan, tetapi sebagai proses penyadaran. Karena, dalam perspektif Marxis, penyebab dari semua aksi kriminalitas adalah adalah sistem yang buruk. Dan menurut pandangang saya terkait sistem yang buruk tersebut kita dapat tarik pertanyaan besar. Motif apa yang mendasari seorang TKI melakukan pembunuhan? Adakah permasalahan sistem disana?

Saya rasa sudah banyak kasus, mereka seringkali terpaksa melakukan pembunuhan dalam usaha membela diri, kemudian ada juga yang hanya dijadikan korban dari kebejatan majikannya sehingga para TKI kita yang harus menanggung deritanya. Sungguh sistemlah yang berperan besar dalam hal ini. Negara borjuis dan segela kesewenang-wenangannya dalam menindas kaum proletar.

Institusi hukum di negara borjuis tersebut sangat rentan untuk disuap, rentan dijadikan tempat konspirasi dan lebih jauh, memungkinkan sekali bahwa semua keputusan hukum di negara borjuis adalah sebuah rekayasa.

Jika merujuk pernyataan Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah yang menyatakan "Dia (Zaini) mengaku dipaksa mengakui melakukan pembunuhan setelah mengalami tekanan dan intimidasi dari otoritas Saudi." Jelas kebejatan macam apa lagi yang dipertunjukan negara borjuis dalam sistem hukumnya yang primitif. (ek)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline