Lihat ke Halaman Asli

wawan s

Belajar menulis

"Zombi of Technological Idiot"

Diperbarui: 21 November 2021   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman terus berubah. Dan memasuki abad modern, perubahan yang terjadi tidak lagi linear, namun eksponensial. Perubahan eksponensial artinya semakin lama, semakin cepat terjadi. Perubahan ini seharusnya disadari oleh manusia. Yang menjadi persoalan adalah ketika perubahan di luar tubuh manusia terjadi secara eksponensial, ternyata manusia tidak mampu melakukan akselerasi untuk memahami perubahan tersebut. Akibatnya pemahaman manusia terhadap perubahan selalu ketinggalan.

Apa bahaya dari keadaan ini? Ketika peradaban manusia memasuki jaman listrik ("electrical age"), manusia terlambat untuk memahami apa yang terjadi. Pesan dari "electrical age" adalah bahwa banyak hal, kalau tidak mau dikatakan segalanya, yang kemudian menjadi instan. Maka ketika budaya instan sudah merebak, kita baru tersadar. Dan kini, budaya instan sudah mengakar pada sebagian masyarakat kita. Dan sampai hari ini masih diregenerasikan kepada anak cucu kita.

Ketika ada alat baru, kita dengan antusias mempelajarinya. Ketika kita sudah menggunakan, lebih tepatnya berinteraksi, alat tersebut sebanyak seratus atau dua ratus kali, kita merasa sudah memahami segala hal tentang alat baru tersebut. Ada kalanya dengan bangga kita mengatakan sudah ahli dengan alat tersebut, tahu luar dalamnya. Namun yang sebenarnya kita ketahui tetaplah hanya sebatas bagaimana alat tersebut bekerja.

Maksud saya, pernahkah Anda berpikir atau merenung bagaimana alat tersebut mengubah cara kerja Anda, mengubah hidup Anda? Hal ini penting, karena dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada diri kita sebagai akibat keberadaan alat baru tersebut, kita akan mampu mengatasi potensi dampak negatif yang akan timbul di kemudian hari. Karena jangan sampai kita menjadi mayat hidup yang tergilas oleh kemajuan karena gagal dalam memahami (kasarnya menjadi idiot) kemajuan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline