Lihat ke Halaman Asli

wawan s

Belajar menulis

Modernisme, Postmodernisme, dan Liquid Modernity

Diperbarui: 11 Oktober 2021   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Modernitas adalah periode sejarah yang muncul di Eropa pasca abad pertengahan, dan kemudian berkembang ke seluruh dunia. Modernitas bercirikan penolakan tradisi, individualism, kebebasan dan kesetaraan hukum, keyakinan akan perkembangan ilmu social, ilmu alam dan teknologi, rasionalisasi, profesionalitas, munculnya kapitalisme menggantikan feodalisme, ekonomi pasar, sekularisasi, urbanisasi, industrialisasi, pembentukan Negara bangsa, dan juga berbagai pentuk pengintaian.

Menurut Charles Baudelaire, dalam "The Painter of Modern Life," modernitas merupakan keadaan dimana ada pengalaman hidup yang cepat usai. Artinya ada hubungan antara seseorang dengan waktu, dalam bentuk keterputusan dengan masa lalu, keterbukaan terhadap hal-hal baru di masa depan dan naiknya kesadaran terhadap kekinian. Maka orang-orang modern memiliki minat yang rendah terhadap budaya, terhadap masa lalu.

Postmodernisme adalah gagasan yang melanjutkan modernisme. Merupakan interpretasi skeptik terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, arsitektur, ekonomi, fiksi dan kritik sastra. 

Ada banyak faham tentang postmodernisme,  ada yang menyebut pemutusan total terhadap modernism, ada yang menyebut bentuk radikal dari modernisme, koreksi terhadap beberapa hal dari modernisme, kesadaran atau kebijaksanaan diri dari modernisme, dan ada yang menyebut modernisme yang belum usai.

Liquid modernity adalah keadaan modernisme yang dipengaruhi oleh kapitalisme global, privatisasi dan revolusi informasi. Zygmunt Bauman mengkritik konsep postmodernisme dengan dua pertanyaan: kapan postmodernisme akan berakhir (karena ada gagasan bahwa postmodernisme terpisah dengan modernsime) dan nantinya, setelah konsep "post," dilanjutkan dengan apa?

Maka Bauman menyajikan gagasan bahwa modernism merupakan keadaan yang solid, struktur yang pasti. Artinya, pada modernism, apa pun yang terjadi, tetap tidak berubah. Orang yang rajin, tetap rajin bekerja. Ketika masih sekolah, kemudian bekerja, dan akhirnya pensiun, ia tetap rajin.

Kemudian datanglah perubahan pada ekosistem manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong perubahan yang luar biasa. Kecepatan adalah mantra yang sakti. 

Siapa yang cepat berinovasi, ia akan mampu bertahan. Dalam kondisi seperti ini, yang muncul adalah ketidak pastian. Jika pada masa modernisme, semakin banyak berproduksi akan semakin baik, di era liquid modernity, bisa menjadi bencana.

Jika manajer produksi memerintahkan agar hari esok produksi ditingkatkan, lantas apa untungnya jika ternyata yang ngetrend hari ini, besok sudah tak laku lagi. 

Maka sekarang marak lowongan kontrak kerja, bukan kerja tetap. Untuk itu hidup harus cair. Apa yang ada hari ini, mungkin besok sudah musnah. Dan hanya sifat cair itulah yang sesuai. Cair artinya menyesuaikan dengaan tempatnya.

Maka orang sekarang mudah bosan. Karena sudah terbiasa berubah. Hari ini berbeda dari kemarin, dan hari esok akan berbeda dengan hari ini. Selain kebosanan, ada juga ketakutan. Bagaimana jika besok aku sudah tak mendapat pekerjaan. Bagaimana jika besok pasanganku memutuskan hubungan. Maka hidup ini menjadi cair.

Inilah sekilas perbedaan antara modernism, postmodern dan liquid modernity.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline