Sampireun
Ada yang berbeda dengan keberangkatanku kali ini, apa nya...? Ya, tidak seperti biasanya aja, "emang..!", "terus kenapa", "engga sih", "aku seneng aja", "ohh" jawabku, "kirain kamu ga suka" , "engga lah, aku suka banget ko". "Awas jangan baper ah", "aku..?", "ya iya kamu", "oh..tidak Rikaaaa....hehehe", kataku sambil tertawa, "udah ah". Lagian kamu sih, sambil merebahkan tubuhnya ke jok mobil dipinggirku, sedikit manja. Semerbak minyak wangi pun menyeruak menusuk hidungku.
Wisataku ke kota intan berjalan mulus, sesuai agenda yang telah dirancang, aku sangat menikmati perjalanan panjang ini bersamamu, ngobrol tentang kisah kita. Ya, tentu tentang kita, lantas tentang siapa lagi...? kisah dulu dan kini yang masih bersemi. Entah mau dibawa kemana...?. Penuh harap.
Momen ini menjadi istimewa, karena aku dan kamu bisa menikmati akhir pekan bersama, sebelumnya jangan harap, sibuk dengan aktifitas masing-masing. Aku dengan sedikit kesibukanku, jarang punya waktu untuk langsung menemuimu di Jakarta, komunikasi hanya lewat media, "maafkan aku". Saling percaya adalah kunci dari segalanya.
Tepat di hari Ahad, di Stone Caffe kota kembang saat aku kali pertama mengenali dirimu dulu, dan aku masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu Universitas di kota kembang. kini satu tahun sudah berlalu, tak terasa. Ternyata ada hobi yang sama, hobi yang tidak biasanya dialami kebanyakan kaum hawa, sepertimu. Kopi, Buku, hikking dan treveling. Intensitas kah yang menyatukan kita...? Aku tak yakin itu, atau hobi itu..? ya mungkin barangkali, yang jelas aku dan kamu sudah mengikat rasa yang sama.
Perjalanan dari Jakarta menuju sampireun kurang lebih sepanjang 205.2 KM atau sekitar 3 jam 43 menit jika menempuh menggunakan jalan Tol Cipularang, untuk sedikit mempercepat perjalanan, hanya saja ketika pintu keluar tol Cileunyi sedikit terhambat apalagi sekarang sedang ada proyek pembangunan Playover, kemudian ditambah jalur Cipacing Rancaekek yang sering diterjang macet yang mengular karena di situ merupakan kawasan pabrik, tapi bagiku ini perjalanan terindah selama aku dan kamu memadu kisah dan kasih.
Saat sampai di sampireun tujuanku, sekitar pukul tujuh malam, udaranya cukup sejuk, angin meniup wajahku, aku mulai meneguk suasana indah disini, suasana yang tak pernah aku temui di wilayahku, karena gerah oleh hawa kawasan pabrik yang begitu menjamur. Temaram lampu menghiasi dan menambah indahnya alam garut.
Aku segera pesan tempat penginapan, kamarnya yang ini mas, di sebelah kanan saya, kata pemandu, "oke", kataku, "ko satu..?" "lo, emang berapa mas"...? Dua lah, aku dan dia, aku sambil menunjuk, harus kamar yang berbeda, kenapa...? Ya, karena aku dan dia belum sah, jawabku singkat. Oh..kirain...."oh, ya mba nya yang ini tepat di depan saya, "itu bukan...? sambil menunjuk. Ya. betul yang itu mba.
Kemudian aku bergegas menuju kamar yang dipesan tadi untuk menyimpan barang bawaan perlengkapan, demikian dengannya juga menuju kamar yang dipesannya itu. "Oke, kalau dirasa sudah beres-beres nanti aku tunggu kamu di depan ya, iya jawabnya singkat.
Sebelum aku merebahkan tubuhku di pembaringan, dikamar yang telah aku pesan tadi, sambil menunggu Nita, aku duduk di kursi didepan, kursi yang berbahan dasar bambo, dikasih ornamen-ornamen sehingga makin antik, menjadikan aku sangat menikmati suasana malam itu sambil memandang riaknya air tertiup angin malam.