Rika, kenapa dirimu tinggalkan aku?
Untukmu yang kini telah menjauh dari kehidupanku, pergi entah kemana tanpa ada kabar dan berita. Rika, aku ingin seperti dulu, ketika kita awal kenal, bisa saling bertegur sapa, bercanda, ketawa bersama, jalan bersama, saling usil.
Namun semua itu hanyalah kenangan, sekarang entahlah dirimu tetiba berubah, terus saja menjauh dan menghilang dariku.
Walau dirimu tak ada di sampingku kini, namun tenang saja, bisa dipastikan namamu akan abdi dalam dadaku. Rikaa, terimakasih dirimu sudah singgah dalam sepenggal kisah hidupku walau sesaat, dirimu singgah walau tak sungguh.
Rika, maafkan aku jika pernah salah kata atau tingkah padamu selama ini, aku tidak ingin ada yang terluka apalagi tersakiti, dan sungguh tak mungkin jika aku berani menyakiti bidadari secantik kamu.
Mungkin saja dirimu hanya menganggap bercanda, tapi aku anggap itu serius, pergilah kalau itu yang akan membuatmu bahagia, pergi sesuka hatimu aku tak menyalahkanmu.
@@@
Aku kadang harus berusaha menahan beban rindu, walau itu menyakitkan Rika, rindu padamu yang terus membuncah, menelisik dan menggedor dinding kebekuan.
Hati ini terus mengatakan temuilah dirinya!
Tapi keadaan berkata tidak mungkin. Tidak mungkin aku paksakan, memaksa adalah sesuatu yang sangat tak mengenakan kalaupun dijalani pasti berada dalam keterpaksaan.