Ramadhan adalah bulan penuh berkah. keberkahan tersebut untuk semua manusia. Termasuk muslim yang telah lama berumah tangga tetapi belum juga dikaruniai keturunan. renungkanlah perintah Allah swt dalam surat Albaqarah ayat 187, Allah swt bukan hanya mempersilahkan suami istri berjimak pada malam hari bulan ramadhan, tetapi juga menegaskan dengan perintah, agar berjimak pada malam-malam hari di bulan ramadhan. Allah swt juga memberi isyarat kepada kaum muslimin supaya tidak berputus asa, tetapi justru terus berharap hanya kepadaNya agar segera diberi keturunan. Allah swt berfirman:
"Maka sekarang campurilah mereka (istri-istri) dan carilah/harapkanlah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu." (QS. Al Baqarah [2]: 187)
Imam Ibnu Katsir --rahimahullah-- ketika menafsirkan "apa yang telah ditetapkan Allah untukmu" berkata, "Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Anas, Syuraih al Qadhi, Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair dan yang lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah anak.
Ramadhan adalah bulan harapan yang penuh berkah. Dipersilahkan kepada pasangan halal untuk mengikhtiarkan keturunan di dalam kesyahduan malam-malamnya. setelah seharian menahan lapar dahaga sembari terus berkarya, maka malam harinya dibebaskan oleh Allah swt yang maha mengetahui bila manusia tabiatnya tak tahan menahan nafsu.
mengenai tahapannya, bisa mengikuti alur ibadah puasa itu sendiri.
1. memperkuat iman & taqwa
berpuasa dan mengharapkan keturunan sejatinya adalah ujian keimanan. karena itu pasutri yang akan melaksanakan promil ramadhan ini hendaknya meniatkan dalam rangka meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
2. kesadaran waktu
puasa di bulan ramadhan waktunya terbatas 29/ 30 hari. demikian pula waktu untuk bercampur juga terbatas. yakni pada malam-malam bulan ramadhan ke 1 sampai 20, sedangkan malam ke 21 sampai malam hari raya idul fitri disunnahkan untuk itikaf di masjid bagi para suami. saya kira terkait momentum yang luarbiasa seperti perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah oleh para ahli kebidanan maupun ahli kandungan dan androlog. waktu emas untuk "bercampur" adalah pada malam ke 1 sampai 20. dan menjauhi istri sejak malam ke 21.
waktu malamnya di bulan ramadhan terbatas tetapi penuh berkah. setelah sahur, lalu berangkat subuh hingga syuruq, kemudian aktivitas bekerja hingga sore. Ketika berbuka sudah bisa memulai dengan rayuan sembari menjalin hubungan verbal dengan kata-kata, yang segera dilanjut shalat maghrib ke masjid. pulang dari masjid masih melanjutkan berbuka. lalu ke masjid lagi untuk shalat isya' berjamaah dilanjut shalat taraweh dan witir. sebakda witir, kita menutrisi akal dan kalbu kita dengan membaca alquran dengan tartil dan penuh penghayatan hingga biasanya satu juz. barulah agak longgar waktu hingga sahur.
3. menambah ilmu.