Lihat ke Halaman Asli

Wawan Fun Tahsin

Penyuluh Agama Islam KUA Mlati

Lebaran Kupat

Diperbarui: 22 April 2023   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Salah satu kearifan lokal warisan dari simbah-simbah / leluhur, yakni bahwa kita sedang menjalani lebaran Kupat Idul Fitri 1444H. Bodo, dari bahasa arab ba'da berarti setelah/ setelah selesai. Yakni selesai dari menjalankan ibadah puasa ramadhan. Sedangkan Kupat ini bukan hanya lezat secara dzahir, tetapi memiliki nilai simbolik yakni:

  • Waktu & Tempat
  • Ngaku lepat
  • Laku papat

Pertama, Pertama, Kupat adalah "keadaan waktu dan tempat" yang bermakna, bertaqwa-lah manusia dalam keadaan waktu dan tempat di manapun dan sepanjang hayat.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa. (QS Albaqarah 183)

Dalam ayat berpuasa tersebut tujuannya jelas, agar manusia senantiasa bertaqwa. Bertaqwa di sini dimaknai dalam waktu kapanpun dan di manapun. Jangan hanya di pengajian saja bertaqwa, ketika di luar pengajian juga terus dipakai ketaqwaanya, bukan dilupakan.

Kedua, ngaku lepat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini memiliki dimensi hablum minallah dan hablum minannas. Kepada Allah swt, kita berharap ampunanNya, karena merugi seseorang yang apabila ramadhan telah berlalu, tetapi ampunan Allah swt tidak didapatkannya, berdasarkan hadits,

Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku. Dan celakalah seseorang, bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan. Dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya)." (HR. at-Tirmidzi)

Semoga kita, mendapatkan kesempurnaan barokah ramadhan, dan mendapat ampunan Allah swt. Amiin Allahumma Aamiin.

Kedua, secara horizontal / hablum minannaas, kita juga ngaku lepat kepada sesama manusia, terlebih masih ada ikatan saudara. Maka dalam tradisi syawalan, sebagai suatu fasilitasi agar semua anggota trah bisa ngaku lepat bersama-sama. Sehingga tunailah kebutuhan kita untuk mendapatkan ampunanNYa dan mendapatkan maaf dan ridho dan orangtua, saudara, dan manusia pada umumnya. Aamiin.

Sehingga Aksi Tindak Lanjut, pasca Ramadhan, yakni kita merawat ketaqwaan kepada Allah swt agar -istiqomah hingga husnul khotimah, kita jalani dengan bahagia, mengingat kita sama-sama sudah plong, saling memaafkan.

Makna, kupat yang ketiga adalah laku papat atau perilaku yang empat. Yakni lebaran : pintu ampunan terbuka, luberan: senang melimpahi, leburan: melebur dosa, dan laburan : menyucikan diri.

Lebaran bermakna selesai. Kata itu menandai berakhirnya puasa selama satu bulan penuh. Berasal dari lebar, artinya lapang dadanya, zakat fitrahnya terbayar, dan pintu ampunan terbuka lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline