Lihat ke Halaman Asli

Menyiapkan Anti-Biotik Penangkal Tumbangnya Indonesia

Diperbarui: 27 September 2019   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.liputan6.com

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu adalah salah satu sosok keteladanan tentang nasionalisme. Seorang yang patut dianggap guru tentang persatuan Indonesia.

Mengenai itu, dapat disebutkan satu contoh saja. Dari banyak hal yang dapat dijadikan contoh teladan di karakter Menteri Ryamizard menyangkut keindonesiaan.

Antara lain; sikap Menteri Ryamizard yang amat geram dengan rasisme. Bagi Menteri Ryamizard, tak ada ampun kepada pelaku rasisme. Proses hukum harus dilakukan, meskipun ke keluarga sendiri.

Rasisme memang adalah virus penyakit untuk Indonesia. Dan Menteri Ryamizard tidak ingin Indonesia jadi sakit, lalu rapuh tak berdaya. Kemudian hancur.

Kita --sebagai masyarakat-- patut bersikap yang sama seperti Menteri Ryamizard. Jika 'virus' rasisme tidak ditangkal 'serum anti-biotik', enggan 'diobati' maka yakinlah masa depan Indonesia bakal 'terkubur'.

Berlaku rasis adalah penghancur persatuan bangsa. Padahal; para pendiri bangsa telah bersepakat bahwa Indonesia adalah negara persatuan. Semua sejajar hak dan kewajibannya. Tidak ada yang diberikan keistimewaan.

Sikap rasis akan membuat orang lain merasa direndahkan. Padahal sesama saudara sebangsa. Jika perlakuan rasis tidak dapat diterima bakal muncul gejolak besar.

Akibat rasisme: Indonesia kisruh. Pertikaian rentan terjadi kapanpun dan di manapun. Sudah tidak ada lagi nilai persatuan yang dirawat sejak dulu. Rasisme adalah ancaman berbahaya.

Di situlah alasan mengapa rasisme harus 'diobati'. Caranya dengan penegakan hukum yang tegas ke siapa saja. Supaya Indonesia tetap 'sehat' persatuan, kedaulatan dan keutuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline