L A P A N G D A D A, kenapa harus ada pribahasa lapang dada ya? Untuk apa juga harus lapang dada?
BERBESAR HATİ. Hampir setiap manusia punya keinginan, ingin memiliki dan ingin dihargai. Rasa ke-ego-an lah yang mendominasi hasratnya itu. Kalau bisa inginnya sih semua adalah miliknya. Orang lain tak perlu punya. Karena "ke-punya-an-nya-lah" orang harus tunduk dan sujud kepadanya. Alasannya entah itu materi, jabatan, atau lainnya.
Di sisi lain kadang kita enggan sekedar memuji kelebihan orang lain. Alasan sering kita lontarkan sebagai pembelaan diri, bahwa kita masih lebih pantas dihargai. Sekali lagi karena ke-ego-an lah kita berusaha menepis dengan muka sinis. Modalnya entah itu umur, lebih dulu datang atau lainnya.
Karena kenyataan sering tidak sesuai keinginan maka perlu BERBESAR HATİ. Berbesar hati adalah menerima apa adanya. Dalam kata lain tak menuntut lebih walaupun tidak sesuai harapan. Lawan kata berbesar hati adalah berkecil hati.
Kita tahu kan bahwa hati itu adanya di rongga dada? Nah... untuk menyimpan hati yang besar perlu dada yang luas atau lapang, maka munculah pribahasa L A P A N G D A D A.
Tapi.... jangan terlalu besar hatinya kasihan dadanya nanti Dadanya BUSUNG! BUSUNG DADA negatif pengertiannya, busung dada adalah SOMBONG!
***
"Daripada mengkhawatirkan hal yang tak bisa kau kontrol, alihkan energimu untuk sesuatu yang bisa kau ciptakan." -Roy T. Bennet
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI