Lihat ke Halaman Asli

Wawan Darmawan

https://www.kompasiana.com/wawan24

Bayangan di Balik Jendela

Diperbarui: 6 Agustus 2024   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay 

Hujan deras mengguyur kota, membasahi kaca jendela hingga membentuk butiran-butiran air yang menari-nari. Di dalam kamar yang remang-remang, Anya duduk termenung di tepi ranjang. Matanya terpaku pada bayangan yang samar-samar terlihat di balik jendela. Bayangan itu bergerak-gerak, seperti sosok manusia yang sedang mengintip.

Anya mencoba mengusir rasa takutnya dengan menyalakan lampu kamar. Namun, bayangan itu tetap saja terlihat. Bahkan, bayangan itu semakin jelas dan mendekat ke arah jendela. Denyut jantung Anya berpacu kencang. Ia berusaha untuk tidak berteriak, namun rasa ketakutan itu semakin membesar.

Dengan ragu-ragu, Anya berjalan mendekati jendela. Ia menempelkan wajahnya pada kaca, berusaha untuk melihat lebih jelas sosok di balik bayangan itu. Namun, yang terlihat hanyalah kegelapan malam dan hujan yang semakin deras.

Tiba-tiba, terdengar ketukan pelan di jendela. Anya tersentak kaget. Ia mundur beberapa langkah, jantungnya berdebar kencang. Ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Anya semakin ketakutan. Ia berlari keluar kamar dan mengunci pintu.

Anya berusaha untuk menenangkan diri. Ia mencoba berpikir rasional. Mungkin hanya angin yang membuat jendela bergetar dan menimbulkan suara ketukan. Namun, rasa takut itu tetap saja menghantuinya.

Anya memutuskan untuk tidak tidur malam itu. Ia duduk di ruang tamu, menyalakan lampu, dan berusaha untuk membaca buku. Namun, pikirannya terus tertuju pada bayangan di balik jendela.

Semakin lama, Anya semakin merasa tidak nyaman. Ia merasa seperti sedang diawasi. Setiap bunyi yang terdengar, seperti derik pintu atau suara langkah kaki, membuatnya bergidik ketakutan.

Ketika jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi, Anya mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah jendela. Ia berusaha untuk tidak bernapas. Jantungnya berdebar sangat kencang.

Tiba-tiba, lampu padam. Kamar menjadi gelap gulita. Anya berteriak sekuat tenaga. Ia berusaha untuk mencari saklar lampu, namun tangannya gemetaran hebat.

Dalam kegelapan, Anya merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh kakinya. Ia menjerit histeris. Ia berusaha untuk berlari, namun kakinya terasa lumpuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline