Pergantian pelatih Timnas Indonesia dari Shin Tae-yong (STY) ke Patrick Kluivert telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Beberapa pihak menyayangkan keputusan PSSI untuk memecat STY, yang dianggap telah membawa perubahan positif bagi Timnas Indonesia yang dianggap diberhentikan ditengah jalan pada saat Timnas sedang berjuang di putaran 3 dan masih memiliki potensi besar untuk lolos piala dunia baik lolos lansung maupun melawati putan 4 atau 5.
Namun, keputusan PSSI untuk mengganti STY dengan Kluivert tetap harus dihormati dan didukung. PSSI tentu saja telah mempertimbangkan sangat matang keputusan ini. Pergantian pelatih ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dan lebih baik lagi.
Terlepas dari beberapa isu alasan pemberhentian STY, langkah berani Erick Thohir dan PSSI untuk mengganti pelatih Timnas Indonesia diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi tim. Kluivert, yang memiliki pengalaman sebagai pemain dan pelatih di level tinggi, dapat membawa kesuksesan bagi Timnas Indonesia. Dengan gaya kepelatihan yang berbeda dari STY, Kluivert bisa membawa Timnas Indonesia ke tingkat yang lebih baik lagi.
Karier kepelatihan Kluivert memang tidak secemerlang saat dia menjadi pemain, namun Kluivert diharapkan dapat membawa Timnas Indonesia ke kesuksesan yang lebih besar, Kluivert yang diharapkan dapat "mendinginkan ruang ganti" serta membawa aroma sepak Belanda yang dikenal menyerang menggantikan pola defensif STY. Saat ini agenda terdekat Timnas yaitu menyelesaikan sisa Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 serta diharapkan mampu meloloskannya..
Transisi Kepelatihan STY ke Kluivert
Transisi kepemimpinan Timnas Indonesia dari Shin Tae-yong (STY) ke Patrick Kluivert tentunya memberi perubahan signifikan dalam gaya permainan. STY dikenal dengan gaya pelatihan yang disiplin dan taktis, dengan fokus pada pertahanan yang kuat dan serangan balik yang cepat. Sementara itu, Kluivert diprediksi akan memainkan gaya menyerang ala Total Football yang lebih fleksibel dan ofensif, dengan fokus pada penguasaan bola dan serangan yang kreatif.
Perubahan pelatih ini berdampak pula pada strategi dan taktik Timnas. Di bawah STY, Timnas cenderung bermain dengan formasi 5-4-1 atau 3-4-3 dengan variasi yang fokus pada pertahanan yang kuat. Sementara itu, Kluivert mungkin akan mengubah formasi menjadi 4-3-3 atau 3-4-3, dengan fokus pada penguasaan bola dan serangan yang kreatif. Perubahan ini memerlukan adaptasi dari pemain, yang harus siap untuk bermain dengan gaya yang berbeda.
Proses adaptasi pemain dengan gaya kepelatihan Kluivert saat ini nampaknya tidak akan terlalu menemui hambatan. Ini juga yang dianggap salah satu alasan pergantian kepelatihan. Beberapa pemain Timnas yang punya darah keturunan Belanda dan pernah bermain di Ere Divisie sudah faham dengan karakter dan permainan khas Belanda dengan Total Football-nya. Dimana pada saat STY melatih beberapa pihak menganggap bahwa filosofi permainan sering dianggap kurang diteriama pemain berdarah keturunan, disamping kendala bahasa dan budaya.
Peran Kluivert saat ini yag dibantu asisten dan staf pelatih sekelas Alex Pastoor, Denny Landzaat, Quentin Jakuba, dan Gerald Vanenburg dianggap sosok yang tepat untuk menangani Timnas. Kluivert yang merupakan seorang legenda Belanda yang cukup dihormati para pemain diharapkan memberi dampak besar pada era baru permainan Timnas.
Tantangan dan Tekanan Tinggi Pelatih Baru