Lihat ke Halaman Asli

Cahayaku Bersinar Lagi

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyak orang yang berkata bahwa “sesuatu itu akan indah pada waktunya”. Lama aku memikirkan tentang kata-kata itu, tapi aku tak ingin menunggu saat-saat indah itu aku ingin menjemput saat-saat itu agar diriku tetap dalam semangat yang tetap utuh untuk mengejar cita-citaku.

Cita-citaku saat ini hanya satu, agar study ku segera selesai dan tersematlah toga di atas kepalaku agar senyum indah tetap merekah di wajah kedua orang tuaku yang sekarang ini semakin menua. Hampir 2 bulan ini bimbingan skripsiku terhenti karena terkendala libur panjang dan padatnya kegiatan dari pembimbingku. Hampir saja aku lupa dengan judul skripsi ku ketika ada teman yang bertanya tentang judul skripsiku.

Hari ini aku beranikan diri untuk menghubungi beliau, pembibingku, yang sedang berada di negeri seberang. Aku kirimkan sebuah pesan dari layanan jejaring sosial kepada beliau

“Assallamualaikum

Untukmu bapak pembimbing 2 yang saya hormati dan saya harapkan bantuannya...

Pak, entah saya harus bercerita dengan siapa tentang keluh kesah saya mengenai skripsi ini. bulan Juli kemarin ayah saya bertanya kepada saya "Le, kapan wisudamu?" dan dengan senyuman yang mantap saya jawab "InsyaALLAh september pak, soale niki pembimbing satu sampun rampung."

Saya tak begitu kecewa ketika mendapati september lalu saya tak wisuda tapi kekecewaan dari kedua orang tua saya lah yang membuat diri ini merasa menjadi anak yang tak bertanggung jawab atas amanah yang dulu telah mereka berikan kepada saya.

Saya tahu bahwa setiap malam ayah saya selalu tahajud dan berdoa atas kelancaran study saya, dan saya tahu betapa akan bangganya mereka ketika melihat anak dari tukang bakso ini mengenakan toga diantara ribuan wisudawan nanti.

Pak, saya tahu anda mempunya pekerjaan yang begitu menumpuk apalagi anda sekarang sedang berada jauh di negeri seberang. Dan saya pun sebenarnya malu meminta anda untuk mendahulukan saya, tapi saya tak tahu lagi pak untuk berbuat apa lagi.

maaf jika kedatangan surat ini, menyinggung anda dan mengganggu kelancaran kegiatan bapak.

Wassalamualaikum...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline