Lihat ke Halaman Asli

Menulislah Secepat Valentino Rossi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427690616697503651

[caption id="attachment_375637" align="aligncenter" width="300" caption="Bentara Budaya Kompas 2007 (Foto Irwan TM)"][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Siapa yang bisa mengira kalau pebalap motor kelas kakap Valentino Rossi dapat melesat  dari lawan-lawan hebat dan sekaligus menjuarai MotoGP musim 2015 yang dilaksanakan di Sirkuit Losail, Qatar. Rossi yang  sudah sangat familiar di Indonesia lewat tampilan iklan produk motor bersama aktor lucu Komeng di iklan tv . Saya ingin membuka satu terobosan konsep bagaimana mengaitkan peluang kepopuleran Valentino Rossi  yang dikaitkan dengan daya upaya menulis dengan cepat. Kelompok sasaran yang bisa terjangkau dari tulisan ini lebih bermuara merefresh kembali daya turun naik minat menulis. Tiada salahnya bagi bagi pemula dan termasuk usia dini dapat melirik pesan tersirat tulisan ini.

Tengah malam (Senin menjelang shalat Subuh) saya terbangun dan menyaksikan siaran langsung MotoGP Qatar dilayar kaca. Keterlamabatan mengikuti sejak dari start awal tidak membuat saya ketinggalan dalam memicu adrenalin. Kuikuti terus dengan seksama hingga puncak  pebalap asal Italia memenangkan putaran panjang bersama Andrea Dovizioso. Rasa tegang juga muncul disaat melihat Dovizioso selalu menang dijalur lurus. Sebaliknya Rossi lihai dalam sesi tikungan. Hasil tononton asyik nan menegangkan itu menyempatkan saya untuk langsung juga menulis reportase di Kompasiana. Saya diuntungkan dengan segera menjelajahi informasi tambahan di Kompas Com, temasuk di koran Kompas Jumat edisi 27 Maret 2015 dihalaman 20 ( MotoGP: Gairah 20 Musim Valentino Rossi)

Di tulisan ini saya ingin menampilkan cermin bagaimana 'The Doktor', panggilan akrab Rossi bisa menahan duet Ducati, satu dari tim Movistar Yamaha dengan Jorge Lorenzo  itu harus mengakui keperkasaan Ionne dan Dovi. Belum lagi berita yang lebih memihak Marc Marquez,sang juara musim GP tahun 2014. Rossi diuntungkan dengan musim cedera Pedrosa. Buku karya  Priimadona Angella, Jurnal Menulis Cara Gue menjadi patokan daya dorong  untuk saya dan anda  menerobos menulis secepat Rossi saya.

Diakhir tulisan saya ingin mengutip beberapa pesan berantai dari penulis buku Quarter Life Fear. Buku Primadonna saya baca bisa dari belakang, Pesan berantai yang saya pajang dimulai dari yang bertuliskan Bahasa Inggris  It's not how great the ideas are. it's about how you write them. To make them great. Pesan lain yang saya sangat  membuat saya tersinggung adalah Everyone has a version of a story.Make yours today. Ada lagi We write to share inspirations, Writing is  a way to understand yourself, Everyone is a storyteller, Writing is a way for us recreate reality

Tidak sampai sejam saya membaca habis  Jurnal Menulis Cara Gue karya Primadona yang sudah menulis 25 buku ini berpesan singkat kepada kita di dalam buku setebal 206 . Saya bisa memperkuat argumen saya untuk siapa saja bisa menulis secepat Valentino Rossi. Simak dan buktikan lewat pesan berbahasa Indonesia di buku ibu 2 anak ini: Karakter dalam buku yang bagus, akan hidup di hati pembaca selamanya

Inspirasi sering datang pada saat tidak ditunggu

Suka menulis berarti bersedia bertahan saat harus menciptakan adegan tak kamu sukai

Meski tidak menerbitkan buku, sah-sah saja menyebut diri penulis kalau memang itu passion dalam hidupmu

Berbagai alasan yang kamu ciptakan agar tidak menulis, bisa terwujud jadi beberapa jilid buku

Kalau ingin, ya lakukan. mau jadi penulis, ya menulis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline