Lihat ke Halaman Asli

Enaknya Mengajar Anak Pejabat

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Masa permulaan saya mengajar di SD Alhilaal 1 Kota Ambon sangat berkesan, Tentunya saya merasa serba terpesona karena di SD itu lah tempat saya belajar saat masih SD. Tugas mengajar di SD Alhilaal 1 adalah tugas mengajar tambahan dari tugas pokok memngajar saya di Madrasah Aliyah Alfatah Ambon. Saya masih ingat, ibu Ana, panggilan wali kelas V mengajak saya mengajar anak-anak walinya Bahasa Inggris. Diperjalanan masa mengajar di SD swasta terbesar dikomunitas muslim itu, saya mendapat perkenalan dengan salah satu siswa - oragtuanya bertugas di maskapai penerbangan Merpati.

Saya sempat memanfaatkan perkenalan dengan orang tua dari anak didik saya itu. Pada saat saya sempat melihat satu iklan koran, ada undangan terbuka untuk mengikuti seminar Bahasa Inggris: Enam Tahun yang Sia-sia? diadakan pada pertengahan tahun 1996 di Hotel Atlet Century Park Senayan Jakarta. Potongan iklan itu saya bawa dan perlihatkan kepada  orang tua dari anak didik saya - ternyata dia menjadi pimpinan cabang Merpati Ambon. Gayung bersambut, saya  mendapat bantuan potongan tiket dari Ambon ke Jakarta.

Saya berangkat dengan bekal seadanya - bahkan isi kantong sangat tidak layak untuk tingkat perjalanan ke Jakarta. Saya sempat gugup dan takut, disaat pemberangkatan ke Jakarta yang harus lewat transit di bandara Ngurah Rai Bali - itu pula kali peertama saya menginjak Bali(walau hanya di bandara). Saya kaget karena pemberangkatan lanjut dari Bali ke Jakarta harus berganti pesawat, semula Merpati berpindah ke Garuda. Untunglah dugaan saya melesat, dikira harus membayar tambah, padahal tidak. Cuma yang bikin tambah deg-degan, pesawat Garuda yang ditumpangi adalah pesawat boeing - saya lihat banyak orang asing, termasuk waktu itu saya lihat ada adik perempuan aktor Rano Karno ikut bareng.

Saat mengikuti seminar gratis di Hotel Atlet Century Parka, saya masih ingat ada 2 narasumber, pertama mantan Dirken Dikdasmen - saat itu sebagai Rektor Universitas Terbuka, kedua, Hafilia R Ismanto - kalau tidak salah putri dari Roeslan Abdulgani (tokoh luar negeri Ingdonesia). Saya sangat menyimak pertemuan dengan hadirin. Saya juga menyempatkan tampil bicara. Setelah tampil dari panggung seminar, saya meminta kartu nama dan memberi sinyal untuk mengunjungi narasumber ke kantor. Ibu Hafilia saya temui di kantor LIA seputar daerah jalan Pramuka, sedangkan pak rektor UT saya temui di area terusan Lebak Bulut ke Kebun Karet. Bapak Jalinus, sebagai perwakilan majalah Tempo sebgai pelaksana memberi sambutan dawal acara.

Saya mendapat surat keterangan sebagai pengganti sertifikat. Suart keterangan itu ditandatangani oleh Lisa Sastrawati MA. Saya memburu surat itu sampai ke kantor majalah Tempo di jalan Proklamasi Jakarta. Sayangnya, kekutsertaan saya di seminar yang sangat berkesan itu tidak ada fotonya, tapi ada kusimpan surat keterangan dari panitia. Bahan seminar benar0benar kujaga rapi, kubaca dan kukembangkan dalam format tindak lanjut isu aktual dan menarik. Saya harus akui dari bahan itu pula yang menantang saya hingga bisa berhasil menjadi juara I Lomba Kreativitas Guru tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI) Pusat di Jakarta.

Dari perkenalan dan perjalanan mewnjadi guru anak pejabat itulah, sehingga saya bisa sangat terbantu tiket ke Jakarta. Semoga tulisan ini bisa dibaca oleh siswa saya. Tentunya mereka akan berpikir bantuan orangtuanya sangat bermanfaat. Terima kasih anak muridku, terima kasih orang tua murdku. Saya masih terus menggunakan materi seminar itu untuk melakukan terobosan dalam mengajar Bahasa Inggris.

Disaat mengajar siswaku di SD Alhillal 1 dan 3, saya masih ingat pertemun hangat dengan Kepala Sekolah dipanggil ibu Buamonabot, dan para dewan guru, seperti pak Melatunan, pak Rumair, pak Rumarutur, pak Magrib, ibu Siti, pak Usman Slamet

Pattunuang Asue: 160214

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline