Lihat ke Halaman Asli

Fantasi Tandingan untuk Melawan Kejahatan Seksual

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400157117749518073

[caption id="attachment_323819" align="aligncenter" width="614" caption="Koleksi Mainan Anakku (Dok ITM) "][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - " Jangan percaya(dekati) pada orang yang tidak dikenal". Pesan verbal ini akan selalu diucapkan orang tua disaat anaknya pergi keluar rumah - atau sebaliknya. Orang tua sudah hampir kehabisan bahan untuk menyampaikan pesan serupa. Sementara perlakuan serangan kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak tidak bisa lagi dianggap hal biasa. Semua perhatian sedang tertuju dengan perlakuan bejat kepada generasi emas bangsa. Pemberitaan di Kompas dalam 3 hari terbitan bisa memberi perinagtan kepada semua lapisan - tanpa kecuali. Apalagi Presiden SBY pun sudah memberi arahan untuk segera disiapkan kemasan untuk semua peduli dalam satu gerakan

Orang tua siapa yang mampu menahan anaknya yang masih sedang asyik menonton atau apalagi bermain video game. Orang tua siapa pula yang mau bertahan untuk menemani anaknya yang sedang menonton acara sinetron Upin dan Ipin di salah satu tv  swasta. Saya pun -  sebagai orang tua, akan mengakui kalau saya juga masih termasuk golongan dari kedua keadaan tersebut. Saya diuntungkan dengan tugas keseharian mengajar di wilayah desa terpencil. Di Madrasah Yasayan Darul Rasyidin itu lah saya banyak kian bercermin seraya mengambil perbandingan bagaimana mendampingi anak di daerah yang tergolong tidak terjamah jaringan internet itu.

Pada perkembangnnya, saya sedang terus mengolah satu bahan pnguatan fantasi kepada khususnya siswa tingat Tsanawiyah(SMP) dan Ibtidaiyah(SD). Monster University adalah bahan yang sudah masuk pada pengembangan dialogis (penggalian argumen). Saya sudah merasa cukup untuk memburu beragam koleksi buku yang mengambil bahan  Monster University. Bahan fim yang unik dan menginspirasi itu perlu dijadikan pegangan bagi kondisi perkembangan perlakuan kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak. Siapa tahu berbekal pendekatan lewat cerita-cerita fantasi akan dapat lebih terserap secara bijak dan bernuansa pesan yang tidak menggurui kepada anak-anak.

[caption id="attachment_323825" align="aligncenter" width="461" caption="Monster University ( Koleksi ITM) "]

1400160936152434852

[/caption]

Anak-anak harus dibuat berani untuk melawan hal yang bagimana (situasi) yang sangat menakutkan

[caption id="attachment_323826" align="aligncenter" width="614" caption="Melawan Bayangan Takut (Dok ITM) "]

14001612481852743127

[/caption]

[caption id="attachment_323828" align="aligncenter" width="614" caption="Siapa Takut? (Dok ITM) "]

14001614571876000238

[/caption]

Profil Sulley dan Mike bisa menjadi oase untuk anak-anak berani melawan ketakutan. Sulley, dianggap sebagai monster yang paling menakutkan lebih berpenampilan parlente. Kebesaran badan dan kekuatan untuk menakutkan tidaklah berimbang dengan sifat perhatian "kasih sayang" nya kepada Boo, gadis kecil dalam film Monsters Inc. Begitu pula Mike, monster kecil bermata satu - berani melakukan loncatan bahan punya obsesi menjadi monster yang paling super. Untuk menjadi yang terbaik Mike tidak berpangku tangan. Kedua pemain utama di dalam film itu bisa menjadi bahan untuk menggali argumen kepada anak-anak yang mengalami serangan kekerasan dan perlakuan tidak senonoh.

Saya lebih tertantang untuk menampilkan konsep ini secara langsung. Bahan-bahan yang saya hadirkan bukan saja dalam bentuk buku, tapi ada poster dan aktifitas mewarnai. Tulisan ini bisa jadi pertimbangan bagi sekolah atau komunitas orangtua untuk sama-sama memanfaatkan bahan koleksi saya ini. Bahan Monster University bisa sekaligus mengasah penguatan karakter dan pelajaran Bahasa Inggris.

Pattunuang Asue: 150514

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline