Menurut Wahjosumidja dalam Ahmad Susanto (2016: 13) mendefinisikan Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, yang diselenggrakan proses belajar mengajar, atau interaksi antara guru dan siswa. Dalam kata lain kepala sekolah merupakan sebuah tonggak yang akan menentukan tegak atau tidaknya sebuah bangunan.
Dalam dunia pendidikan kepala sekolah menjadi salah satu syarat adanya sebuah sekolah, tak sedikit sekolah yang mempunyai plt atau pelaksana tugas kepala sekolah saat kepala sekolah di sekolah tersebut pensiun atau pindah tugas agar sekolah tersebut dapat menjalankan proses pembelajaran. Saking pentingnya kepala sekolah Dinas Pendidikan mengadakan beberapa program untuk dapat menyiapkan kepala sekolah yang berpotensi.
Kebijakan menurut Anderson (1979) merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh suatu actor atau sejumlah actor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan. Kebijakan mempunyai peran penting dalam suatu komunitas atau organisasi.
Banyaknya permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam suatu kegiatan tentunya diperlukan berbagai kebijakan dari seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah atau kendala tersebut. Karena sesuai dengan apa yang ditulis diatas mengenai pengertian kebijakan dinyatakan bahwa tujuan adanya kebijakan adanya untuk mengatasi suatu masalah atau persoalan yang didapat.
Disini penulis mencoba mendalami sedikit lebih dalam mengenai pentingnya suatu kebijakan seorang kepala sekolah dalam mengatasi masalah khususnya di dunia pendidikan atau secara khusus di sekolah. Tentu banyak sekali permasalahan yang terdapat di sekolah yang harus dicari penyelesaiannya oleh seorang kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan.
Salah satu permasalahan yang ada di sekolah yang paling sering saya temui adalah terjadinya miss communication atau tidak adanya komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru yang ada di sekolah. Kepala sekolah sering kali tidak bisa berbaur dengan guru saat berada di sekolah, tidak semua kepala sekolah tentunya.Namun hal ini perlu kiranya kita perbaiki bersama agar terjadi hubungan yang baik anatara seorang pimpinan dengan "bawahan".
Selain tidak adanya komunikasi yang baik tersebut ada lagi permasalahan yang tak kalah menarik yaitu salah satunya adalah kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah sering kali tidak disesuai dengan apa yang harusnya dilakukan di lapangan, hasilnya kebijakan tersebut bukan untuk mengatasi masalah namun sebaliknya malah menambah masalah yang ditimbulkan. Mengapa hal itu terjadi? lagi-lagi masalah komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara kepala sekolah dan guru-guru.
Seorang kepala sekolah baru tidak bisa seenaknya sendiri merombak suatu kebiasaan di sekolah tanpa memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat tersebut.
Memang kepala sekolah mendapat mandat untuk dapat merubah sekolah kelevel atau kearah yang lebih baik, namun hal itu harusnya dibicarakan dan ditanyakan terlebih dahulu kepada warga sekolah agar apa yang kita rubah bisa dipahami dan diterima oleh semua warga sekolah,umunya oleh warga sekitar.
Keberadaan PKS (Pembatu Kepala Sekolah) sangatlah vital dalam membuat sebuah kebijakan,guru-guru senior perlu juga dilibatkan dalam membuat suatu kebijakan. Hal ini ditujukan agar kita sebagai kepala sekolah dapat memberikan perhitungan dampak baik dan buruk dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan.
Dengarkan masukan mereka mengenai kebijakan yang akan kita ambil agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Teringat dalam pendidikan guru penggerak yang saya ikuti, bahwa terdapat sembilan langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang terkadang menggiring kita ke dalam situasi dan nilai yang bertentangan. Kesembilan langkah tersebut adalah:
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
- Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi.
- Investigasi Opsi Trilema.
- Buat Keputusan.
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.