Lihat ke Halaman Asli

Resensi Buku: Truly, Madly

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1362911095876802073





[caption id="attachment_231780" align="alignright" width="189" caption="http://www.ufukpress.com/modules.php?name=Katalog&op=tampilbuku&bid=387"][/caption]









Truly, Madly

Oleh Heather Webber

Diterjemahkan oleh Utti Setiawati

Penerbit Ufuk Publishing House

Cetakan I, April 2012

Tebal 462 halaman

ISBN 978-602-9346-50-3

Sekilas, tidak ada yang aneh dari Valentine Inc., perusahaan biro jodoh terkemuka yang dikelola orang tua Lucy, Oscar dan Judith Valentine. Rahasia kesuksesan Valentine Inc. terletak pada kemampuan keluarga Valentine membaca aura seseorang dengan pria atau wanita yang menjadi jodohnya. Ketika Lucy diserahi kepemilikan perusahaan tersebut oleh ayahnya, Lucy menolak karena ia tidak memiliki kemampuan membaca aura. Ia kehilangan kemampuan tersebut ketika ia tersengat listrik pada usia 14 tahun. Sebagai gantinya, Lucy memiliki kemampuan unik untuk menemukan benda hilang melalui tangan orang yang disentuhnya.

Ketika Lucy berjabat tangan dengan salah satu kliennya, Michael Lafferty, ia melihat sosok kerangka manusia yang dikubur di sebuah taman di North Weymouth. Anehnya, kerangka tersebut mengenakan cincin milik mantan tunangan Michael, Jennifer. Padahal, Jennifer masih hidup. Sebelumnya, Michael bercerita bahwa sesungguhnya ia masih menyayangi Jennifer. Mereka putus hanya karena diperdaya oleh Elena dan Rachel, yang terus meneror pasangan itu ke mana-mana. Jennifer yang menolak berhubungan dengan Michael pun mengirimkan kembali cincin tunangannya lewat pos. Namun, entah bagaimana cincin tersebut dikenakan oleh kerangka sosok misterius di  taman umum. Sudah jelas ia dibunuh, tetapi siapa sosok itu? Mengapa ia dibunuh?

Lucy pun meminta bantuan Sean Donahue, seorang detektif swasta yang bekerja di lantai atas kantornya. Tanpa memberi tahu Sean alasan yang sebenarnya, mereka menggali dan mendapati bahwa kerangka tersebut memanglah tulang-belulang manusia. Lucy dan Sean panik ketika polisi mulai melacak mereka dan menetapkan Michael sebagai tersangka utama. Lucy dan Sean pun bertekad menyelidiki kasus ini untuk membuktikan bahwa kliennya tidak bersalah. Penyelidikan demi penyelidikan ternyata membawa mereka pada sejumlah saksi dan fakta yang membingungkan. Belum lagi, Lucy merasa ragu akan perasaannya pada Sean. Ia merasa mencintai Sean, tetapi ia ingat akan Kutukan Cupid yang menimpa keluarga Valentine, yang membuat hubungan cinta mereka tidak berlangsung lama. Berhasilkah mereka memecahkan kasus ini? Cukup kuatkah cinta Lucy untuk mematahkan Kutukan Cupid?

*

Jika melihat penampilan luarnya saja, saya langsung mengambil kesimpulan dangkal bahwa buku ini hanyalah another cliche young adult love story. Ternyata tidak demikian, sebab cerita di dalam buku ini adalah gabungan dari kisah suspense/thriller, detektif, petualangan, humor, dan tentu saja kisah cinta. Saya selalu terpingkal dengan ulah Nenek Dovie yang selalu berusaha menjodoh-jodohkan Lucy dengan pria yang dipilihnya. Atau kebiasaan Lucy menggumamkan hitungan matematika ketika merasa gugup atau panik. “Empat tambah empat sama dengan 8. Seratus dua kali tiga sama dengan 306.” (hlm. 25)

Konflik cerita dan penokohan pun digarap dengan apik, dengan ending yang sama sekali tidak terduga dan membuat pembaca membalik kembali halaman-halaman sebelumnya untuk menemukan clue dari penulis. Dan buku ini ternyata berseri. Saya tidak tahu apakah sekuelnya—Deeply, Desperately—sudah diterbitkan versi bahasa Indonesianya oleh Ufuk. Semoga ceritanya jadi tidak melebar ke mana-mana, ya.

(****) Empat bintang untuk cerita yang true madness.

*

Catatan:

*) Satu lagu yang saya dengar selama membaca Truly, Madly adalah “Helena Beat” dari band indie pop asal Amerika Sekikat favorit saya, Foster the People. I personally think the song perfectly describes the main case involving Elena, Rachel, Jennifer, and Michael in this book.

*) Thanks Wiwit for kindly borrowing me this awesome book!



(Adinda)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline