Lihat ke Halaman Asli

Wati Herawati

Mengajar di SMP Negeri 37 Bandung. Aktif menulis di Majalah Pendidikan Kota Bandung (Majalah Geliat Gemilang), Menulis Kumpulan Puisi Guru SMP Bunga Bangsa, Menulis Novel Riak-riak Renjana, dan aktif menulis di media sosial lainnya.

Melawan Malas dengan Teknik Kaizen

Diperbarui: 22 September 2021   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

solopos.com

Kamu mungkin pernah mengalami ketika sudah menentukan target untuk mengerjakan sesuatu, tapi rasanya berat banget untuk memulainya. Perasaan males, mager, dan pengennya rebahan menjadi alasan untuk menunda-nunda pekerjaan yang kita sudah rancang.

Pasti semua orang pernah mengalami hal semacam itu. Terlebih kalau kita memang sudah malas dari bawaan lahir. Nah, kalau kamu seperti itu ada satu teknik dari Jepang yang bisa kamu pakai untuk melawan rasa malas. Teknik yang sederhana dan ringan. Namun bisa berdampak besar bagi perubahan kita atau generasi dari anak cucu kita. Kalau dilaksanakan secara turun-temurun.

Memang semua dimulai dari kebiasaan. Sama seperti di Jepang, sejak kecil anak-anak Jepang sudah dibiasakan untuk menerapkan teknik Kaizen. Kaizen diambil dari kata Kai dan zen. "Kai" artinya berubah dan "zen" artinya kebijaksanaan. Jadi Kaizen adalah perubahan dalam hidup yang bisa dicapai secara perlahan dan dengan penuh kebijaksanaan.

Prinsip yang digunakan yaitu prinsip satu menit. Mulai melakukan sesuatu hanya selama satu menit saja. Namun dilakukan setiap hari diwaktu yang sama dan tanpa adanya distraksi. Contoh misalkan kamu ingin belajar main piano. Nah, kamu bisa mulai belajar cukup satu menit saja setiap jam 8 malam. Dan dalam satu menit itu kamu harus fokus.

Mungkin ada pertanyaan. Apa efektif dengan waktu satu menit? Yaps, satu menit itu cara meluangkan waktu yang terlihat simpel dan mudah. Tidak perlu banyak tenaga untuk melakukannya dan tidak banyak tekanan bagi kita. Justru dari satu menit itu kita merasa enteng dan tidak malas untuk mengerjakan sesuatu. Coba bayangkan jika kita ingat untuk mengerjakan sesuatu dengan menghabiskan waktu berjam-jam. Mungkin akan semakin merasa malas untuk memulai.

Biasanya ketika kamu berhasil menyelesaikan satu tugas meskipun hanya sebentar akan menimbulkan rasa puas karena adanya sanse of progress. Pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri. Inilah yang membuat kamu mulai jadi ketagihan untuk terus melakukannya.

Kalau kamu sudah ketagihan dan konsisten. Lama kelamaan akan terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Kalau sudah terbiasa pastinya kamu melakukan apapun tanpa beban. Nah, setelah kamu terbiasa melakukannya selama satu menit. Kamu bisa tambah waktunya jadi tiga menit lalu lima menit dan seterusnya secara bertahap.

Bukankah untuk mencapai sesuatu yang besar itu dimulai dari melakukan serangkaian usaha-usaha kecil secara konsisten. Itulah yang dilakukan orang Jepang sejak kecil. Sehingga berdampak hingga besar. Etos kerja orang Jepang terkenal tinggi dan sangat disiplin.

Semoga masyarakat Indonesia bisa mencontoh kebiasaan baik orang Jepang. Sehingga di masa yang akan datang masyarakat Indonesia bisa lebih rajin, memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline