Mahasiswa rantau sering menghadapi tekanan psikologis akibat perubahan lingkungan, adaptasi budaya, dan tuntutan akademik yang tinggi. Artikel ini bertujuan untuk mengenali gejala stres yang umum dialami oleh mahasiswa rantau, mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, serta memberikan strategi untuk mengatasinya. Gejala stres yang sering muncul meliputi kelelahan fisik, gangguan tidur, penurunan motivasi, hingga kecemasan berlebih. Faktor penyebabnya mencakup jarak dari keluarga, kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, tekanan ekonomi, serta tuntutan akademik yang berat.
Untuk membantu mahasiswa rantau mengelola stres, beberapa cara yang dapat dilakukan adalah membangun dukungan sosial melalui teman atau komunitas, mengelola waktu dengan baik, serta menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga dan pola makan teratur. Selain itu, mahasiswa dianjurkan untuk mencari bantuan profesional seperti konselor kampus jika merasa kesulitan menangani stres. Artikel ini menekankan pentingnya kesadaran mahasiswa rantau terhadap kondisi mental mereka agar dapat mengambil langkah proaktif dalam menjaga kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, mahasiswa rantau dapat menghadapi tantangan akademik dan kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Kata Kunci : Stres mahasiswa rantau, gejala stres, faktor penyebab stres, manajemen stres, dukungan sosial.
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Seorang mahasiswi semester 5 fakultas teknik industri di salah satu kampus swasta di Yogyakarta ditemukan tewas di kamar kostnya, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY, Kamis (21/10). Perempuan berinisial KAM (20) itu diduga bunuh diri akibat stres tugas kuliah.
Menurut data statistik, stres di kalangan siswa Indonesia meningkat rata-rata sebesar 55,1% selama pembelajaran jarak jauh, sedangkan meningkat sebesar 66,3% pada siswa di luar Indonesia (Fauziyyah et al., 2021). Dilansir dari CNN Indonesia tepatnya di Yogyakarta pada bulan Oktober tahun 2021 terdapat kasus bunuh diri pada mahasiswi semester 5 teknik industri dari kampus swasta di Yogyakarta yang diakibatkan dari stres akibat tugas kuliah. Hal ini diketahui dari pesan pribadi mahasiswi tersebut yang bercerita kepada saudaranya tentang tugas kuliah yang terlalu banyak dan dua mata kuliah yang terlalu berat. Dan dalam dunia pendidikan, stres yang terjadi pada kasus tersebut sering dikenal dengan stres akademik (CNN Indonesia, 2021).
Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui pembentukan generasi muda yang dapat diandalkan. Dalam proses pembentukan tersebut tentunya generasi muda perlu untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya hingga ke tahap perguruan tinggi. Sekelompok individu yang berada dalam proses pembelajaran pada perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa (Sagita, Daharnis & Syahniar, 2017).
Damarhadi, Junianto, Indasah dan Situmorang (2020) menyebutkan bahwa beberapa orang harus pergi keluar daerahnya agar bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Mahasiswa yang menempuh pendidikan di tempat yang berbeda dari tempat asalnya sering disebut sebagai mahasiswa rantau. Mahasiswa rantau merupakan mahsiswa yang menempuh pendidikan ditempat yang berbeda dari tempat asalnya. Mahasiswa rantau cenderung menghadapi permasalahan yang lebih berat dari mahasiswa bukan rantau dan juga tekanan psikologis yang tidak sama, salah satunya adalah stres akademik. Mahasiswa rantau cenderung menghadapi permasalahan yang lebih berat dari mahasiswa bukan rantau dan juga tekanan psikologis yang tidak sama, salah satunya adalah stres akademik (Agustina & Deastuti, 2023; Juniasi & Huwae, 2023).
Stres pada mahasiswa rantau merupakan fenomena kompleks yang tidak bisa dianggap remeh. Faktor-faktor seperti tekanan akademik, adaptasi lingkungan baru, dan kerinduan terhadap keluarga memainkan peran besar dalam membentuk pengalaman mereka. Dalam menghadapi kondisi ini, penting bagi mahasiswa rantau untuk memiliki sistem pendukung yang kuat, baik dari keluarga, teman, maupun institusi kampus. Selain itu, kemampuan untuk mengenali gejala stres sejak dini dan mengambil langkah preventif dapat membantu mereka mengelola tekanan dengan lebih efektif. Dengan pendekatan yang tepat, pengalaman sebagai mahasiswa rantau bisa menjadi pelajaran berharga dalam membangun kemandirian dan ketahanan mental.
Gejala Stres pada Mahasiswa Rantau
Stres pada mahasiswa rantau sering kali ditunjukkan melalui berbagai gejala, seperti:
- Kesulitan tidur atau insomnia.
- Kehilangan semangat belajar.
- Penurunan nafsu makan atau pola makan berlebihan.
- Mudah merasa cemas, sedih, atau kewalahan.
- Kesulitan menjalin hubungan sosial atau merasa terisolasi.