Lihat ke Halaman Asli

Jangan Gila Hormat

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_284166" align="alignnone" width="500" caption="Kakak kelas vs. Adik Kelas"][/caption] Gencet-gencetan, labrak-labrakan, masih terjadi sampai hari ini. Senioritas terjadi di mana-mana.. ada di sekolahan, di perkantoran, di sanggar, di angkatan laut, di mana-mana deh.. Biasanya karena tradisi mengatakan bahwa yang lebih tua harus dihormati. Namun banyak orang-orang yang lebih tua di komunitasnya malah menyalahgunakan ke-senioran mereka. Ada yang akhirnya merasa penting sendiri, ada yang merasa paling benar sendiri, ada yang merasa hebat dan tidak ada yang bisa melawan mereka. Tapi mentalistas seperti ini kurang aku dukung. Memang, kita harus lebih sopan dan lebih hormat dengan orang yang lebih tua, tetapi orang yang lebih tua itu harus bisa membuktikan kepada komunitasnya bahwa mereka orang yang layak dihormati! Jangan asal gencet-gencet, nge-boss -nge-boss tetapi malah merugikan orang lain. Senioritas dimulai di sekolahan. Kakak kelas merasa bahwa mereka yang ‘memiliki’ sekolah. Kalau ada adik kelas yang mereka pikir ‘melanggar peraturan mereka’ (padahal peraturan sekolah juga bukan mereka yang buat), mereka gencet untuk menyebar rasa takut, supaya adik kelas semua nurut pada mereka. Padahal kadang apa yang dilakukan oleh adik kelas sebenarnya tidak salah. Kakak kelas hanya ingin bergaya dan pamer kuasa saja. Sewaktu aku sekolah, aku termasuk adik kelas yang nyolot. Berani berbicara. Sebenarnya sampai sekarang aku adalah orang yang cukup nyolot kalau memang sudah benar-benar kesal. Dulu, kalau aku berani melawan orang (kalau aku tahu aku benar), sama mama dihadiahkan es krim. Di keluargaku, kita harus berani mengeluarkan pendapat dan membela diri sendiri. Makanya, sewaktu aku sekolah dulu banyak sekali kakak kelas yang tidak suka padaku (dan aku tidak perduli, tidak meng-efek nilai-nilaiku). Jadi, kalau kamu sedang duduk di bangku kelas tinggi (sudah SMA) dan ada adik kelas yang kamu kurang suka, kalau mau negur, yang sopan ya, supaya mereka hormat sama kamu, bukan benci sama kamu (kecuali kalau adik kelasnya pakai kata kasar dan sembrono ya ngadu aja ke guru/kepala sekolah – orang yang benar-benar memiliki otoritas). Ingatlah, senioritas hanya menambah kesenjangan sosial, bukannya menciptakan lingkungan yang harmonis. Hanya karena kamu lebih tua, bukan berarti kamu yang paling benar. Jadi, kebiasaan gencet-gencetannya hilangin saja ya? Alexia. Dari WATATITA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline