Memanah itu sungguh mewah pasalnya mampu menjalin ukhuwah juga melaksanakan sunah. Sebagaimana di Kalimantan Timur kali ini digelar di Kota Samarinda. Even kejuaraan nasional panahan tradisional. Ada barebow, horsebow dan jemparingan. Berlangsung tiga hari dan berakhir Senin. (7/10)
Ada enam provinsi yang hadir disini. Kalsel,Kaltim,Kaltara, DIY, Medan dan Jatim. Dan mereka dengan semangat persaudaraan merentang busur di lapangan panahan Karang Asam. Di tepi Sungai Mahakam dan elok.
Pengakuan seorang pemanah dari Jogja yang ikut kompetisi ini dengan merealisasikan bahwa busur mampu membuat sedulur. Dan ternyata benar adanya. Ia ketemu saudaranya yang dulu ikut trnsmigrasi dan malah bisa ngobrol banyak. Juga bisa merekatkan saudaranya yang sejak dulu merantau dan malah sudah bertempat tinggal disini.
Ali Hanafiah,SH,M.Si sebagai ketua umum Perkumpulan Pananhan Tradisional Nusantara Jaya (PERPATRI NJ) pusat sekaligus ketua KORMI pusat memberikan apresiasi lewat even ini yang akan menjadikan panahan tradisional bisa go international. Menuju ke kancah dunia dan menjadi agenda layaknya olimpiade.
Tukiman selaku ketua divisi jemparingan juga menyambut positif dengan even ini. Yang juga jadi even di ajang internasional TAFISA. . Dan rencana tahun 2025 FORNAS digelar di NTB. Dilanjutkan tahun 2026 even TAFISA sebagai pesta panahan tradisional dunia.
Semua even digelar sebagai sarana mengembangkan panahan tradisional dalam membangun prestasi panahan pada umumnya yang juga bisa berprestasi layaknya panahan modern.