Lihat ke Halaman Asli

Cinta Tak Berawal #2

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kadang apa yang terasa itu disamarkan oleh rasa ragu dan rasa gengsi. Tapi dibalik itu semua pasti ada satu rasa yang disebut saying bahkan cinta. Perbedaan bukanlah alasan untuk tidak bersatu, malah justru perbedaan itu adalah tali untuk bersatu.

“Zha ..?? hooooeee !!!!” teriak Tegar di telinga ku.

“shiiitt … lu gila yaa??gak bias bangunin cewek yang lembut gitu?”kataku sewot.

“hahahaha, emang lu cewek??”

“setaan lu Gar,, gini-gini gue cewek tulen tau!”

“iyaa , gue tahu di tinggalin cowok aja nangis kok”

“ihhh tuh kan lu mulai lagi” kataku cemberut.

“udah pulang tuh turun yok?”

“ohh,, okey deh”

Aku dan Tegar celingukan mengamati sesuatu, kalau-kalau ada guru yang nongol tiba-tiba, bias berabe, dan kita bias dihukum.

“amaaaann….” Kata Tegar sambil berjalan mundur dengan santai menuju kelas.

“Gar…Tegar..itu…”kata ku sambil menujuk seseorang yang sudah berdiri di belakang Tegar.

“apa…??”Tanya tegar.

“balik badan lu bego, itu …”jelas ku masih sambil menunjuk Bu Rena.

Tegar membalikkan badan dan melongo melihat Be Rena sudah berdiri di depannya.

“ehhh,, Bu Rena ?? apa kabar bu?? Tambah cantik aja ibu ini” kata Tegar berbasa-basi.

“nggak usah merayu, kalian ikut saya kekantor” Jelas Bu Rena.

“iyaa Bu” Jawab Tegar. Dan aku hanya mengikuti di belakangnya.

Pasti kita akan di hukum, secara Bu Rena adalah guru bahasa inggris paling disiplin di sekolah kita. Dan semua tahu itu, ‘ pasrah deh’ pikirku dalam hati. Melihat Tegar yang nyantai aku jadi ikut nyantai, Tegar memang seperti itu, nggak mengambil pusing sesuatu. Apalgi itu karena ulahnya sendiri. Tegar itu cowok yang berani mengambil resiko dan selalu Tegar seperti namanya.

“kalian itu yaa, nggak bosen-bosennya bolos pelajaran, kalian tahu nggak kalian ini sudah hampir lulus, masih saja kayak anak SMP . sekarang kalian saya hukum” celoteh Bu Rena sebelum akhirnya kita di hokum.

“dihukum Bu?”kataku.

“iya, membersihkan toilet di lantai satu, lantai dua dan mushola. Paham !!”

“iya Bu, paham”jawab Tegar.

“ya sudah silahkan mulai”

“permisi Bu”

Kitapun keluar dari ruangan, membawa pellanta dan ember, seumur-umur baru kali ini aku di hokum. Biasanya juga nggak pernah ketahuan kalau kita sedang bolos.

“apeess!!” kataku.

“udah deh, nggak usah bawel gitu”jawab Tegar.

“truss? Menurut lu??”

“ya jalanin aja, toh ini juga resiko .. iyaa kan..??”

“nggak gini-gini juga kali. Gue paling nggak bisa kayak gini, bayangin aja dua lantai plus Mushola. Gila nggak tuh” celoteh ku.

“manja banget sih jadi cewek, yaelah cuma begini doing aja ngeluh.”

“gue jijik”

“dasaaaarrr,, nenek cerewet manjaa”

“biarin” kataku sambil menuput hidung.

Nggak kerasa sudah hampir 3 jam bersihin toile dan mushola, akhirnya selesai juga.

“capek juga ya ternyata” katu sambil duduk di kantin.

“baru nyadar?”jawab tegar masih dengan logat juteknya.

“minta jemput ajalah nanti”

“lhoo, bukannya lu bawa mobil?”

“nggak yakin masih kuat bawanya, capek gue”

“ohh, yaudah”

“emmm… lu mau ngnter gue nggak?”

“mobil gue gimana?”

“oh iyaa .. gimana ya?”

“mending nggak usah balik aja sekalian, toh tar kan kita ada latihan basket” jelas Tegar.

“ahh, gue mau mandi juga tau, gerah, keringetan lagi.”

“ihhh dasar cewek, ya trus gimana?”

“pulang kerumah gue aja deh,kan rumah gue deket tuh’

“yeee itu mah maul u aja Zha”

“hahahahaa, lumayan ada yang nganterin, gimana mau nggak lu Gar?”

“iyaa deh, serah lu aja”jawab Tegar pasrah.

“yeeesss ,, kalau begitu kita pulang sekarang aja yuk.”

“key, mana kunci mobil lu?”

Aku dan Tegar menuju mobil Estilo warna biru hadiah ulang tahun ku dari ayah tahun lalu, yang terparkir manis di sebelah mobil escudo silfer , yang nggak lain adalah mobil Tegar. Di jalan kita nggak banyak bicara, hanya mendengarkan music untuk mengurangi rasa lelah. Terdengar di playlist lagunya Kunci ~ tanpa rencana. Lirih aku melantunkan liriknya seiring dengan music itu.

"Dari awal ku cinta yang ada padamu
Dari dulu ku yakin ku tak kan menyesal
Kau segar dan menyejukan
Tak mungkin kau ku lukai

Ku cium kau tanpa rencana
Ku peluk kau tanpa rencana
Apapun ku bawa
Kau kemana saja...
Meski tanpa rencana.

Ku kan tetap ada
Selama kau inginkan"

“nyokap lu dirumah ?” Tanya Tegar menghentikan senandungku.

“kayaknya sih enggak” jawab ku singkat.

“kok kayaknya?”

“yaa, lu tahu lah orang tua gue gimana? Pulang dan pergi sesuka mereka, asal anak-anaknya dapet duit aja.’

“ngaco lu, nggak boleh ngomong begitu tahu nggak?”

“hahaha, it’s real Gar”

“iyaa gue tahu, eh adik lu dirumah?kangen gue sama dia”

“najiiiisss lu, amit-amit gue punya adik ipar kayak lu, jangan sampai deh lu jadian sama adik gue, nggak mau bayangin gue, ngeriii hahaha.”

“yeee… suka-suka dong, kalau adik lu mau kenapa nggak?”

“ngimpi kale… adik gue mau sama lu”

“sial, emang gue seburuk itu yaa Zha”

“iyaaaaa , hahahahahhaa” jawab ku sambil terbahak.

Nggak kerasa udah sampai di sebuah rumah klasik dengan ornament berbahan kayu, semuanya simple, etnic dan menarik. Dengan halaman yang lumayan luas ada lapangan basket, da juga kolam kecil lengkap dengan kursi dan meja di sebelahnya.

“masuk yuk” kataku.

“nggak usah lu suruh gue juga masuk sendiri, hahaha”

“yeee,, dasar. Mentang –mentang lu tiap hari kesini gitu?”

“iyaa, wah ada lamp tuh.. beli dimana bagus amat? Luar negri ya?”

“iyaa baru, beli dari jogja, nyokap browsing internet ehh ketemu ama took yang bagus gitu jual barang-barang etnic, di samperin deh”

“ohh,, pantesan”

Ayah dan Bunda memang suka banget sama barang-nbarang etnic, dimana pun itu pasti langsung di beli. So…. Nggak heran kalau seisi rumah adanya barang etnic semua, udah kayak di galeri gitu. Malah tiga bulan lalu lampu gantung yanga ada di teras belakang sudah mau di beli sama tante, tapi nggak dikasih, hehehe lucu juga kalau lihat yang begitu.

TO BE CONTINUED

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline