Lihat ke Halaman Asli

Esensi Agama (Kami) Bukan untuk Teror!

Diperbarui: 16 November 2015   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan tentang tata cara “welas asih marang liyo” (belas kasih terhadap sesama). Banyak keindahan di dalamnya yang bisa meluluhkan jiwa. Saya pemeluk agama ini sejak lahir dan banyak sekali ilmu terhadap sesama yang sangat bermanfaat jikalau kita laksanakan. Saya bukan pemeluk yang taat, tapi saya bisa menjanjikan itu. Memang jikalau kita pelajari secara mendalam lagi, ajaran agama manapun dan khususnya Islam akan kita temui istilah dan perumpaan yang nanti pada arah intinya dalah kepada TUHAN. Dan masing-masing personal punya cara sendiri untuk menyajikan itu kepada TUHAN nya.

Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan/ pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya, jika perlu dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Atau menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Di Indonesia, aksi kekerasan (teror) yang terjadi selama ini kebanyakan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan/ mendompleng agama tertentu. Agama dijadikan tameng oleh mereka untuk melakukan aksinya. Selain itu mereka juga memelintir sejumlah pengertian dari kitab suci. Teks agama dijadikan dalih oleh mereka untuk melakukan tindak kekerasan atas nama jihad. Di antara yang paling terlihat baru-baru ini adalah ISIS.

Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS) dikenal sebagai Negara Islam yang berorientasi di Irak dan Syiria, juga merupakan kelompok militan jihad atau negara baru yang tidak diakui. ISIS dideklarasikan oleh Abu Bakar al-Baghdadi pada tanggal 9 April 2013 M. Awalnya para Mujahidin ketika itu terdiri dari dari lima jama’ah jihad yang berbeda, dipelopori oleh jama’ah jihad Al Qaeda di Irak telah bersama-sama menghadapi Amerika, dengan tujuan agar terjadinya keseragaman dalam menghadapi musuh, hingga akhirnya lahirlah ISIS.

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan kelompok Jihadis yang aktif di Irak dan Suriah. ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), tetapi kemudian dibantah oleh al-Qaida. Demikiran reportase yang dikutip dari laman BBC Indonesia. Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. Huruf “S” dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa Arab “al-Sham”, yang merujuk ke wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak. Tetapi dalam konteks jihad global disebut Levant yang merujuk kepada wilayah di Timur Tengah yang meliputi Israel, Yordania, Lebanon, wilayah Palestina, dan juga wilayah Tenggara Turki.

Jumlah mereka tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan memiliki ribuan pejuang, termasuk jihadis asing. Koresponden BBC mengatakan tampaknya ISIS akan menjadi kelompok jihadis yang paling berbahaya setelah al-Qaida. Organisasi ini dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui tentang dia, tetapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad, pada 1971 dan bergabung dengan pemberontak yang merebak sesaat setelah Irak diinvasi oleh Amerika Serikat (AS) pada 2003 lalu. Pada 2010 dia menjadi pemimpin al-Qaida di Irak, salah satu kelompok yang kemudian menjadi ISIS. Baghdadi dikenal sebagai komandan perang dan ahli taktik, analis mengatakan hal itu yang membuat ISIS menjadi menarik bagi para jihadis muda dibandingkan al-Qaeda, yang dipimpin oleh Ayman al-Zawahiri, seorang teolog Islam. Prof Peter Neumann dari King’s College London memperkirakan sekitar 80% pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini. ISIS mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lain, seperti AS, dunia Arab dan negara Kaukakus.

Tak seperti pemberontak di Suriah, ISIS tampak akan mendirikan kekhalifahan Islam di Suriah dan Irak. Kelompok ini tampak berhasil membangun kekuatan militer. Pada 2013 lalu, mereka menguasai Kota Raqqa di Suriah – yang merupakan ibukota provinsi pertama yang dikuasai pemberontak. Juni 2014, ISIS juga menguasai Mosul, yang mengejutkan dunia. AS mengatakan kejatuhan kota kedua terbesar di Irak merupakan ancaman bagi wilayah tersebut. Kelompok ini mengandalkan pendanaan dari individu kaya di negara-negara Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad. Saat ini, ISIS disebutkan menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian timur Suriah, yang dilaporkan menjual kembali pasokan minyak kepada pemerintah Suriah. ISIS juga disebutkan menjual benda-benda antik dari situs bersejarah. ISIS menguasai kota Raqqa dan kota utama Mosul di Irak utara.

Prof. Neumann yakin sebelum menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS telah memiliki dana serta aset senilai US$900 juta dollar, yang kemudian meningkat menjadi US$2 milliar. Kelompok itu disebutkan mengambil ratusan juta dollar dari bank sentral Irak di Mosul. Dan keuangan mereka semakin besar jika dapat mengontrol ladang minyak di bagian utara Irak. Kelompok ini beroperasi secara terpisah dari kelompok jihad lain di Suriah, al-Nusra Front, afiliasi resmi al-Qaeda di negara tersebut, dan memiliki hubungan yang “tegang” dengan pemberontak lain. Baghdadi mencoba untuk bergabung dengan al-Nusra, yang kemudian menolak tawaran tersebut. Sejak itu, dua kelompok itu beroperasi secara terpisah. Zawahiri telah mendesak ISIS fokus di Irak dan meninggalkan Suriah kepada al-Nusra, tetapi Baghdadi dan pejuangnya menentang pimpinan al-Qaida. Di Suriah, ISIS menyerang pemberontak lain dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil pendukung opoisisi Suriah.

Di Indonesia sendiri hampir 90% masyarakatnya adalah pemeluk agama Islam. Ada beberapa Ormas yang memang membenarkan betul apa itu faham radikalisme untuk memperjuangkan Agama Islam yang kita sama-sama junjung, tapi tidak se_Radikal yang di lakukan oleh ISIS. Ada bebrapa yang menyatakan bahwasanya banyak perekrutan dilakukan di negara kami. Tapi percayalah, agama Islam di negara kami adalah agama yang menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika dan agama Islam yang berkembang di negara kami adalah agama yang Suci. Dan mari sejanak mengheningkan cipta untuk semua korban di Paris, semoga amal dan ibadah mereka semua yang meninggal dapat di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, Amien.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline