Presiden Jokowi harus menemui atau menerima Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alasannya, Jokowi sebagai presiden harus menunjukkan sikap bijaksana terhadap presiden ke-6 yang nampaknya ngebet ingin bertemu dirinya. Alasan lainnya, SBY adalah salah satu tokoh bangsa -harus diakui-, maka Jokowi harus bertemu dengannya dan berdiskusi tentang berbagai masalah kebangsaan yang saat ini dihadapi. Jokowi pasti gak masalah dengan hal itu.
Tapi…
Tak perlu Jokowi bertemu dengan SBY dalam waktu dekat ini. Lebih baik pasca Pilkada DKI Jakarta saja. Alasannya apa? Saya setuju dengan apa yang diungkapkan oleh wakil presiden Jusuf Kalla (JK).
"Tapi saya kira Presiden pasti, Pak Jokowi menerimanya. Ya setidak-tidaknya setelah tanggal 15 supaya tidak menjadi isu politik. Semua begitu. Semua kita lebih tenanglah, semua masing-masing tenang dulu, setelah tanggal 15. Jadi pasti diterimalah itu," ujar JK seperti dikutip dari detik.com.
JK ini sudah jelas salah satu tokoh politik paling senior saat ini di Indonesia. Dengan usia yang 73 tahun dan pengalaman politik segudang, terdengar wise dan menenangkan juga beliau dengan usulannya itu.
Agar tak terkesan campuri pilkada DKI
Jika dihitung manfaat-mudhorotnya, akan lebih banyak mudhorot (keburukan) jika Jokowi menerima atau bertemu SBY saat ini. Jokowi akan dikesankan kembali tidak netral dan mencampuri urusan pilkada DKI. Selain itu, bisa juga muncul kesan bahwa Jokowi melindungi Ahok, sehingga SBY harus berbicara dengannya soal Ahok. Ini kan model-model jebakan politik juga sih rupanya.
Sementara itu, jika dilihat dari manfaatnya, bertemu pasca Pilkada DKI dengan SBY akan jauh lebih produktif demi kebaikan bangsa, karena atmosfer politiknya sudah relatif reda.
Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, memang sudah tepat usulan JK itu bahwa Jokowi lebih baik bertemu dengan SBY pasca Pilkada DKI! (WK)