Lihat ke Halaman Asli

Cerdaslah dalam Bermedsos!

Diperbarui: 30 Desember 2016   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masalah media sosial ini sangat menjadi concern pemerintah saat ini. Terlalu banyak berita-berita hoax, provokasi, dan fitnah serta berpotensi memecah belah anak bangsa. Jika kita bicara motif banyak sekali pihak yang tak ingin bangsa ini menjadi besar. Lalu, karena karakternya yang beragam/bhineka, maka cara menghancurkan bangsa ini ya dengan “diadu-domba.”

Ada nasihat yang menarik dari Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation KH Prof Miftah Faridl yang dimuat dalam republika.co.id soal bagaimana kita bermedia sosial. Ulama kharismatik asal Bandung itu mengimbau agar masyarakat cerdas dalam bermedia sosial. Prof Miftah mengingatkan umat Islam bahwa Alquran memerintahkan agar melakukan tabayyun (konfirmasi) jika datang informasi dari orang fasik.

“Jika ada berita dari media tidak jelas, kita harus selektif dan jangan percaya. Kita harus memiliki kemampuan untuk tabayyun, jangan sampai kita membenci orang karena salah informasi,” kata Prof KH Miftah.

Memang dari konteksnya Prof Miftah terutama menyoroti banyaknya fitnah kepada ulama melalui medsos belakangan ini. Namun, jika kita tarik secara lebih luas, maka imbauan Prof KH Miftah tersebut bisa diterapkan dalam konteks lain. Artinya, siapapun seyogyanya cerdas dalam bermedia sosial.

Orang yang cerdas bermedia sosial adalah orang yang aktif menyebarkan berita yang benar dan tidak menyebarkan berita fitnah. Apalagi, kata Prof Miftah, seorang muslim terikat dalam kode etik terkait informasi yang diatur dalam Surat Al Hujurat. “Kita (muslim) dilarang menghina, memperolok, melecehkan, tajassus atau mencari-cari kesalahan,” pungkasnya.

Manfaatkan medsos secara positif

Perkembangan teknologi saat ini memang begitu pesat. Pengguna internet di Indonesia juga semakin besar. Saat ini diperkirakan ada 132 juta pengguna internet aktif. Dari jumlah itu, 129 Juta di antaranya merupakan pengguna internet aktif terutama di medsos. Sayangnya, kegiatan medsos banyak dipenuhi hal-hal negatif. Itulah mengapa banyak dari kalangan ulama cukup prihatin dengan hal itu.

Padahal, teknologi dan medsos secara positif bisa menjadi wadah untuk memajukan bangsa. Tentu dengan berbagi ilmu pengetahuan dan berbagai wawasan lainnya harus diutamakan.

Namun, ketika medsos lalu bertemu dengan kepentingan politik sesaat yang tidak bermartabat, maka jadilah segala cara dihalalkan, termasuk membuat berita bohong dan fitnah. Hal tersebut ada yang dilakukan secara terkoordinasi dan ada juga yang dilakukan karena suka-suka pribadi saja. Keduanya berbahaya jika sudah bersifat provokatif.

So, cerdaslah semua anak bangsa dalam bermedsos. Dan kalian para politikus, utamakan kepentingan bangsa dan negara. Jangan hanya mengutamakan kepentingan sendiri dan lalu menghalalkan berbagai cara. Allah Maha Tahu, hati-hati atas azabnya! (WK)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline