[caption id="attachment_366514" align="aligncenter" width="487" caption="21 Mei adalah Hari Reformasi (sumber foto: suara.com) "][/caption]
Rumor tentang gerakan mahasiswa pada tanggal 20 dan 21 Mei (bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Reformasi) ternyata bukan isapan jempol. Buktinya, Presiden Jokowi mengantisipasi gerakan tersebut dengan mengundang berbagai kelompok mahasiswa ke Istana Presiden nanti (19/05/2015) malam.
Gerakan 20-21 Mei memang rencananya akan diramaikan oleh serangkaian aksi demontrasi mahasiswa. Walaupun kerap dirumorkan gerakan itu berencana menggulingkan Jokowi, namun beberapa pihak ragu itu bisa dilakukan. Yang pasti gerakan itu akan member peringatan dan kritik kepada Jokowi agar sebagai presiden ia tidak lupa terutama dengan agenda reformasi.
Saya pikir gerakan seperti itu sah-sah saja. Asal tak ditunggangi kepentingan politik kelompok tertentu yang ingin mengambil keuntungan sendiri. Gerakan mahasiswa mengkritik pemerintahan bukanlah hal yang aneh dan biasa terjadi. Malah bagus, karena itu menandakan kehidupan demokrasi di negeri ini masih sangat sehat.
Dialog Jokowi dan mahasiswa
Sehubungan dengan itu, upaya Jokowi mengundang mahasiswa ke Istana untuk berdialog juga bagus sekali. Itu bukan berarti Jokowi melarang mahasiswa berdemo. Berdemo ya silakan saja, itu kan salah satu cara mengunjukkan rasa. Tapi yang tidak boleh itu demontrasi yang anarkis, karena itu perbuatan yang melanggar hukum.
Nah, Jokowi bisa mengingatkan itu saat berdialog nanti dengan mahasiswa. Selain itu, Jokowi juga bisa dengan jernaih menangkap agenda tuntutan mahasiswa. Di sisi mahasiswa juga bisa dengan jelas menyampaikan apa yang menjadi kritik mereka. Maka, mengundang mahasiswa ke Istana itu merupakan langkah yang tepat.
"…saya dan beberapa perwakilan BEM universitas di Indonesia diminta hadir ke Istana Negara untuk berdialog langsung dengan Presiden. Momentum ini adalah momentum yang sangat tepat untuk kita mahasiswa UI, melalui kehadiran saya, menyampaikan tuntutan kita sekaligus menanyakan bagaimana respon Presiden terhadap penderitaan rakyat hari ini," kata Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman.
Upaya menggulingkan Jokowi hanya isu
Pertanyaannya apakah benar ada upaya menggulingkan Jokowi pada tanggal 20-21 Mei? Pengamat politik dari Universotas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai upaya menggulingkan pemerintahan masih sebatas isu. Emrus menilai demo mahasiswa pada tanggal itu akan pada batas yang wajar saja. Undangan Jokowi pun takkan mengurangi intensitas aksi demo tanggal itu, tapi jika dikatakan sampai pada upaya penggulingan itu tidak benar.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku belum tahu kebenaran adanya aksi besar-besaran pada 20 Mei. Meskipun ada beberapa informasi yang dia terima membenarkan adanya aksi tersebut. Dia pun mengaku pihaknya sudah memiliki langkah antisipasi untuk mengawal aksi tersebut.
Menurut Ketum KAMMI Andriyana, seribuan mahasiswa akan melakukan demo tanggal itu. "Kami akan turun 21 Mei di depan Istana dan di seluruh Indonesia. Untuk depan Istana kami akan turun sekitar 1.000 yang berasal dari Jabar, DKI, dan Banten," tandasnya.
Adapun di antara tuntutan mahasiswa adalah penerapan harga BBM berdasarkan harga pasar yang dilakukan pemerintah Jokowi. Soal BBM ini memang yang paling menyesakkan bagi masyarakat dan selayaknya menjadi perhatian utama bagi Jokowi untuk menjawab desakan mahasiswa itu.
Terakhir, bagi saya, saya tak mau negri ini amburadul karena aksi demontrasi seperti dulu, saya juga tak setuju soal guling-menggulingkan. Kalaupun mau, “gulingkan” saja Jokowi di pemilu berikutnya secara demokratis. Bahwa Jokowi masih perlu membuat berbagai pembenahan, saya juga setuju. Semoga saja semua bisa menahan diri dan pemerintahan Jokowi benar-benar bisa membuat rakyat bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H