Lihat ke Halaman Asli

Sby Salah Lagi, Salah Lagi... ckckck!

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum terbang ke Jerman, SBY menyampaikan harapannya dalam kasus yang membelit Anas. "Mudah-mudahan Pak Anas dapat terbebas dari dakwaan dan dinyatakan tidak bersalah," kata SBY. Tanggapan itu diartikan harapan SBY agar Anas Urbaningrum bebas dari dakwaan di pengadilan. Apa tanggapan para loyalis Anas?

Eks Wakil Direktur Eksekutif PD M Rahmad menilai SBY tahu jika kasus hukum yang melilit Anas lemah dan besar kemungkinan bisa bebas. "Saya melihatnya, apa yang disampaikan pak SBY itu mengisyaratkan kalau memang tuntutan hukum yang dikenakan ke Anas itu lemah sehingga kemungkinan bebas bisa terjadi," ujar Rahmad. "Pasca Anas ditetapkan jadi tersangka, Anas justru mendapat banyak simpati publik jadi kalau dari sisi politiknya itu tidak baik buat Pak SBY," ujar Rahmat.

Lain para loyalis Anas, lain juga para komentator pengkritik SBY. Mereka menilai pernyataan SBY tersebut tak etis.

"Ini tidak etis, karena dia berbicara sebagai presiden. Berharap bebas dari dakwaan dapat diterjemahkan SBY ingin Anas bebas. Sebagai presiden jelas tidak etis dan tidak bijaksana," jelas aktivis ICW, Emerson Yuntho. Harusnya, SBY tidak berkomentar soal kasus yang melibatkan Anas karena rawan potensi konflik kepentingan.

Hal senada disampaikan pengamat hukum Universitas Andalas Feri Amsari. Menurut dia, dengan ucapan yang seolah membela Anas itu, bisa muncul tudingan jangan-jangan SBY sedang melakukan transaksi ke Anas.

"Anas sudah menegaskan bahwa penjatuhannya dari Ketum PD merupakan politik yang sadis. Jadi mungkin saja itu untuk menghindari pernyataan Anas yang menyebut bahwa kasusnya adalah halaman pertama dalam perkara ini," imbuhnya.

Saya cuma mau menanggapi berita ini:

Ya ampunnnn, SBY cuma berkata-kata biasa, sebagai bentuk dukungan terhadap anak buahnya di PD. Diartikannya berbagai ragam. Dibilang tidak etis, transaksional, tahu kalau Anas sebtulnya tidak salah lah. Susah…hehe.

Semuanya ditanggapi dengan buruk sangka, suuzon. Padahal kalau menurut saya, SBY tidak lebih dari memberikan dukungan biasa saja sama Anas. Walau bagaimanapun Anas adalah anak didiknya di PD.

Saya jadi ingat bagaimana Sukarno saja berusaha membela PKI karena dia merasa PKI adalah salah satu anaknya dalam konteks Nasakom. Padahal Sukarno tahu PKI melakukan kesalahan berat.

Intinya saya heran, kok selalu apriori sih sama SBY??? Heran saya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline