Lihat ke Halaman Asli

Banyak Kejanggalan di Balik "SBY vs Kick Andy"!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam konteks saat ini, menjelang pemilu anggota legislatif, kira-kira mengapa persoalan antara pihak SBY (demikian diklaim) dan Kick Andy Show muncul ke permukaan. Boleh tidak saya curiga ini jangan-jangan permainannya Partai Nasdem yang notabene ketua umumnya adalah pemilik MetroTV, stasiun televisi dimana Kick Andy Show ditayangkan.

Saya berspekulasi demikian setelah membaca berbagai berita perihal “kasus” ini. Untuk diketahui ada, dalam banyak berita dikabarkan vahwa Presiden SBY membatalkan kehadirannya sebagai bintang tamu di acara talkshow Kick Andy Show.

SBY awalnya dijadwalkan hadir untuk taping (rekaman) acara itu pada Rabu (19/3) kemarin. Namun lantaran juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha keberatan atas pertanyaan yang akan diajukan kepada SBY di acara itu, maka diputuskan Presiden RI itu batal hadir menjadi bintang tamu.

Saya menemukan beberapa kejanggalan yang pada akhirnya saya berspekulasi, bocornya kabar ini ke media diseting demi kepentingan politik (jangan-jangan!)

Kejanggalan 1: dibocorkan lewat twitter

Mencuatnya soal ini diawali oleh kicauan akun @KickAndyShow pada Kamis (20/3) pagi: "Mohon maaf atas pembatalan wawancara dengan Presiden SBY di Kick Andy Rabu (19/3/2014) karena Jubir Presiden keberatan atas pertanyaan yang akan diajukan."

Kemudian pada Kamis sorenya, Manager Produksi Metro TV, Agus Mulyadi, lewat kicauan di akun twitter-nya menjelaskan bahwa pembatalan itu diputuskan oleh host acara tersebut, yakni Andy F Noya. Andy memutuskan taping dengan SBY dibatalkan, karena tidak mau dirinya diatur-atur oleh pihak sekretariat kepresidenan, terkait pertanyaan yang akan diajukannya kepada SBY di acara itu.

"Misalnya pertanyaan seputar mantan ketua umum (Anas Urbaningrum) di partainya," tulis Agus. Pertanyaan lain, kata Agus, terkait tuduhan korupsi, kasus century, keluarga, dan lain-lain. Menurut Agus, pihak Setneg kemudian meminta pertanyaan itu diganti dengan pertanyaan seputar prestasi dan pencapaian pemerintahan SBY saja. "Akhirnya Andy F Noya memutuskan untuk tidak perlu dipaksakan. Dibatalkan saja" tulis Agus.

Kejanggalan 2: Andy F Noya tak bicara sedikit pun

Saya tak yakin twitter @KickAndyShow dipegang langsung oleh Andy Noya. Maksudnya yang menulis status itu adalah Andy langsung. Lucunya, semakin mencuatnya kabar ini justru karena kicauan Manager Produksi Metro TV, Agus Mulyadi. Bukannya Andy Noya. Malah saya search dengan hati-hati tak ada satu katapun keluar dari Andy soal ini.

Andy Mulyadi bahkan membuat hashtag #bataltapingSBY. "Doi mencoba melobby & diskusi tentang bbrp pertanyaan yang dianggap sensitive dan tdk sesuai fakta/rumor utk di take out #bataltapingSBY" tulis Agus dalam akun Twitter miliknya, Kamis (20/3).

Dia menambahkan, bahkan isi pertanyaan yang ada di segmen 1 dan 4 diminta dibuang dan diganti dengan prestasi pencapaiannya. Akhirnya, rencana rekaman tersebut dibatalkan tepat pukul 10.00 WIB. "Kalau hrs disetir2 sdh ga sesuai prinsip saya, Jadi mending BATAL aja" lanjut Agus menirukan ucapan Andy F Noya.

Semuanya dari mulut Agus, tak ada satupun pernyataan keluar dari mulut Andy Noya langsung. Ini penting menurut saya, karena kalau Agus Mulyadi sudah pasti anggota Partai Nasdem, karena katanya kan seluruh pegawai MetroTV harus jadi anggota Partai Nasdem.

Sementara Andy Noya lebih relatif netral, dia pun posisinya bisa menentukan kebijakan sendiri di acaranya Kick Andy, tidak bisa dipengaruhi manajemen MetroTV. Hal itu sesuai dengan kesaksian seorang teman saat hendak taping Kick Andy yang menampilkan Susno Duadji.

Teman itu bilang ada orang-orang yang coba memengaruhi Andy untuk membatalkan acara itu, tapi Andy tak mau. Orang itu lalu minta dukungan menajemen MetroTV dank ala itu manajemen MetroTV bilang, acara Kick Andy sepenuhnya kewenangan Andy Noya. Nah kan, makanya aneh jika sekarang justru yang heboh mencuatkan soal “SBY vs Kick Andy” itu Agus Mulyadi, orang MetroTV, bukan orang Kick Andy.

Jelas ada kepentingan politik

Berdasarkan pemikiran di atas, maka tak bisa tidak saya harus berspekulasi bahwa ini mainan kelompok politik untuk meraup manfaat dari “perseteruan” SBY dengan Kick Andy. Jika mengingat sebelumnya Surya Paloh meluncurkan buku berjudul Sang Ideolog yang isinya “menyerang” SBY, maka kecurigaan saya makin kental saja.

Lagipula SBY tidak membatalkan kesediaannya tampil di Kick Andy, tapi menundanya dengan pertimbangan waktu yang kurang tepat. Ya masak narasumber keberatan tidak boleh, lalu dicap buruk atau apalah.

Pihak SBy juga mempunyai alasan yang jelas. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menjelaskan, pada mulanya, SBY berkenan hadir ke acara tersebut. Presiden, lanjutnya, melihat program itu sangat baik karena selalu menampilkan sisi human interest.

"Namun terus terang, dalam kapasitas saya sebagai jubir yang memfasilitasi pembicaraan dengan Kick Andy, saya memandang bahwa konteks pertanyaan yang ada kelihatannya kurang pas diselenggarakan saat ini atau sekarang. Saat ini dalam suasana kampanye Pileg, bisa menimbulkan interpretasi yang keliru di masyarakat tentang keberadaan beliau (SBY) di sana," ucap Julian.

Julian juga menegaskan ketidakhadiran SBY ini murni dilakukan karena rekomendasinya kepada Presiden. SBY, kata dia, tetap bersedia hadir dalam acara Kick Andy setelah pemilu legislatif selesai. Jadi bahkan SBY pun belum berkomentar sedikit pun soal ini. Lucunya, nama SBY sudah dicatut, seolah-olah SBY mencoba menyetir Andy Noya. Apalagi kalau bukan tendensius untuk kepentingan politik tertentu ini namanya. Cabe deh…hehehe!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline